visitaaponce.com

Sasar 1,5 Juta Pengungsi di Rafah, Israel Mulai Panaskan Mesin Pembunuh

Sasar 1,5 Juta Pengungsi di Rafah, Israel Mulai Panaskan Mesin Pembunuh
Israel berencana gempur pengungsi Gaza di sekitar Rafah(AFP)

SUARA mesin yang berasal dari sejumlah mesin pembunuh Israel seperti pesawat nirawak, jet tempur dan tank baja, menderu-deru di sekitar Rafah, Jalur Gaza. Semuanya tengah dipersiapkan menjelang pelaksanaan serangan besar-besaran militer Zionis ke pengungsian terakhir yang menampung 1,5 juta orang tersebut.

"Anda dapat mendengar suara drone Israel di Rafah, termasuk pesawat pengintai, terbang rendah melintasi kota. Sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina bersiap menghadapi perluasan invasi darat di sini," kata reporter media Qatar, Aljazeera, Hani Mahmoud, yang melaporkan dari Rafah, Senin (22/4).

Dia mengatakan para pengungsi di Rafah tidak tahu ke mana harus pergi. Rafah telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi orang-orang di Rafah selama enam bulan terakhir.

Baca juga : Australia akan Tunjuk Penasihat Khusus untuk Penyelidikan Kematian Pekerja Bantuan di Gaza

Bahkan, kata dia, selama 24 jam terakhir serangan Israel terhadap sejumlah rumah sipil menewaskan 24 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Militer Israel terus menggempur wilayah lain di Gaza yang memusatkan serangan ke kamp-kamp pengungsi, fasilitas kesehatan, bangunan tempat tinggal, dan infrastruktur lain.

Warga yang telah dijajah Israel sejak 1948 atas bantuan Inggris ini benar-benar digiring dari satu tempat ke tempat lain dengan bom dan ancaman kematian. Rafah menjadi daerah terakhir yang belum dibumihanguskan Israel.

Karenanya, militer Zionis akan segera melancarkan invasi besar-besaran ke wilayah tersebut. “Dalam beberapa hari mendatang, kami akan meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap Hamas karena ini adalah satu-satunya cara untuk membebaskan sandera kami,” kata pernyataan militer Israel dalam sebuah pernyataan resmi.

Baca juga : WCK Kutuk Serangan Israel

Israel memperkirakan 129 tawanan masih berada di Gaza, termasuk 34 orang di antaranya telah tewas. Tentara Israel mengatakan setidaknya sebagian dari tawanan tersebut ditahan di Rafah selatan.

Tidak Proporsional

Pemerintah Irlandia menyebut perang antara Hamas dengan Israel di Gaza tidak proporsional. Akibatnya, 2,5 juta warga Palestina di wilayah tersebut menjadi korban hukuman kolektif dari Israel.

“Kami percaya bahwa respons yang diberikan sangat tidak proporsional dan, dalam pandangan kami, merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan dalam hal kehancuran Gaza dan juga dalam hal pembunuhan warga sipil, pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah,” kata Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin, menjelang pertemuan dewan menteri luar negeri Uni Eropa (UE), Senin (22/4).

Menurut dia penduduk Gaza telah dihukum secara kolektif karena aktivitas Hamas, itu tidak dapat diterima. Dia mengatakan bahwa Irlandia dan Spanyol akan menyerukan peninjauan kembali Perjanjian Asosiasi UE-Israel, sebuah perjanjian yang didasarkan pada hubungan perdagangan dengan Israel.

Ia juga mengatakan para menteri akan membahas usulan rencana perdamaian Gaza, pengakuan negara Palestina, dan masalah bantuan kemanusiaan. (AFP/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat