visitaaponce.com

SMK Kesehatan Rajawali Parongpong Sempat Gelar Mediasi antara Pelaku dan Korban Bullying

SMK Kesehatan Rajawali Parongpong Sempat Gelar Mediasi antara Pelaku dan Korban Bullying
Siti Aminah, ibu Nabila Fitri Nuraini menunjukkan foto anaknya yang merupakan korban bullying oleh teman sekolahnya.(MI/DEPI GUNAWAN)

PIHAK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Rajawali, di Kecamatan
Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, buka suara terkait kasus dugaan aksi bullying yang menimpa Nabila Fitri Nuraini.

Akibat tindakan perundungan yang terjadi selama 3 tahun oleh terduga
bernisial A, Nabila mengalami gangguan kejiwaan hingga meninggal dunia pada Kamis, (30/5).

Kepala SMK Kesehatan Rajawali, Rizki Zaskia Hilmi mengaku, pihaknya tidak pernah menerima laporan kasus bullying baik dari korban, teman-temannya maupun orangtua selama Nabila mengenyam pendidikan.

Baca juga : Korban Perundungan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Dunia

Bahkan, pihaknya pernah mengumpulkan siswa dan orangtua pada Desember 2023 untuk membuka sesi konsultasi terkait masalah atau kendala YANG
dialami siswa ataupun orangtua saat menjalankan pembelajaran di sekolah.

"Saat bertepatan dengan kegiatan pembagian raport hasil belajar semester 1, orangtua dipanggil sekaligus sesi konsultasi. Kami tidak menerima keluhan masalah atau kendala dialami siswa ataupun orangtua dalam menjalankan pembelajaran," katanya, Selasa (11/6).

Orangtua korban dan pelaku pun mengaku kondisi anak-anaknya baik-baik
saja. Kedua orangtua Nabila dan A juga berteman baik karena mereka tinggal di lingkungan desa yang sama.

Baca juga : PDIP Turunkan Surat Tugas untuk Hengky Kurniawan Maju di Pilkada Bandung Barat

Rizki mengatakan, pihak sekolah baru mengetahui kasus bullying ketika Nabila mengalami sakit usai menghadiri acara pagelaran seni pada 8 Mei 2024.Tidak lama setelah itu, orangtuanya laporan ke wali kelas bahwa anaknya sakit usai dibully oleh A.

"Setelah menerima laporan itu, kami mencoba menggali dan menelusuri laporan dengan cara meminta keterangan terhadap guru dan teman-temannya," ungkapnya.

Hasil penelusuran, lanjut dia, pihak sekolah menyimpulkan bahwa Nabila tak pernah berinteraksi dengan A baik secara fisik maupun verbal. Pihaknya langsung menindaklanjuti dengan menggelar mediasi antar kedua pihak pada 15 Mei 2024, namun mereka masih emosi, sehingga mediasi gagal.

Baca juga : Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat Gantikan Penjabat Bupati

"Pihak sekolah kembali melakukan upaya mediasi antara kedua belah pihak
pada 27 Mei 2024. Saat itu Nabila dalam kondisi sakit, namun kedua pihak sepakat untuk berdamai secara lisan," bebernya.

Kemudian pihak sekolah mendapat kabar Nabila meninggal pada 30 Mei dan kasusnya viral di media sosial sejak 7 Juni 2024.

Rizki menambahkan sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya bullying berupa fisik kepada korban.

"Untuk yang menggendong terjadi di kelas 10, setelah kami gali info dari teman-temannya itu dilaksanakan bergantian antara siswa A dan N," jelasnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat