visitaaponce.com

Korban Perundungan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Dunia

Korban Perundungan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Dunia
Ilustrasi.(Freepik)

INSIDEN memilukan dunia pendidikan terjadi di sekolah menengah kejuruan (SMK), Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar). Seorang siswi sekolah tersebut menjadi korban aksi bullying atau perundungan hingga mengalami gangguan kejiwaan dan meninggal dunia.

Tindak perundungan itu terkuak setelah viral di media sosial X atau Twitter yang diunggah akun @jissookkiim. "KASUS PEMBULLY-AN YANG DILAKUKAN OLEH SALAH SATU SISWI SMK KESEHATAN DI BANDUNG BARAT YANG MENGAKIBATKAN KORBAN MENINGGAL DUNIA," tulis akun X jissookkiim.

Berdasarkan penulusuran, korban bernama Nabila Fitri Nuraini, 18, siswa kelas 3 SMK yang tinggal di Kampung Centeng, RT 05 RW 07 Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Ditemui di rumahnya, Siti Aminah, 42, ibu korban mengatakan tindakan bullying terhadap anaknya diduga dilakukan oleh salah seorang teman kelasnya di SMK. 

Baca juga : Status Tanggap Darurat Bencana Diberlakukan di Gununghalu dan Rongga

Nabila mengalami kekerasan psikis selama 3 tahun. Korban menerima berbagai bentuk bullying mulai dari hinaan, cacian, dipaksa mengerjakan tugas sekolah, hingga diminta menggendong dari toilet ke ruang
kelas. "Kami sudah curiga sejak Nabila duduk di bangku kelas 2 SMK setelah salah seorang temannya melaporkan. Setelah ditanyakan ke anak, ia meminta tidak meributkannya," kata Siti, Senin (10/6).

Ia menuturkan dugaan tindakan bullying terhadap Nabila semakin menjadi hingga puncaknya saat praktik kerja lapangan (PKL) pada November 2023. Waktu itu ia dipaksa oleh pelaku untuk memasak nasi padahal sedang tidur.

"Lagi-lagi anak saya enggak mau membesar-besarkan kasus karena ingin tetap sekolah dan enggak mau ada musuh," ungkapnya.

Baca juga : Korban Pesawat Jatuh, Farid Ahmad Rajin Beribadah ke Masjid

Pada bulan lalu, Siti melanjutkan, Nabila mendatanginya dan memeluk sambal mengeluh capai sekaligus bersyukur karena ia akan segera lulus. Ia bersyukur karena tidak akan mendapatkan tekanan psikis dan bullying lagi di sekolah.

"Sebelum pergelaran kelulusan akan dilaksanakan, sekitar 8 Mei Nabila mengeluh kepada saya," ucapnya. Namun setelah itu, kondisi kesehatan anaknya menurun. 

Nabila sering terlihat murung, marah-marah, hingga berontak. Takut kejadian apa-apa, pihak keluarga membawanya ke salah satu klinik untuk mendapat pemeriksaan dan pengobatan.

Baca juga : Viral kembali Kasus Vina, Tiga Pembunuh belum Ditangkap setelah 8 Tahun

"Pihak dokter memvonis Nabila mengalami gangguan kejiwaan hingga harus dirujuk ke salah satu rumah sakit jiwa. Setelah dilakukan berbagai pengobatan, dia enggak mengalami perubahan. Hingga akhirnya pada Kamis 30 Mei, anak saya meninggal dunia," tuturnya.

Setelah kejadian ini, pihak keluarga meminta tindakan pelaku diusut tuntas. Siti mengaku tidak pernah mengunggah insiden yang menimpa anaknya di media sosial hingga akhirnya viral.

"Kami sudah ikhlaskan kepergian anak kami. Hanya untuk pelaku harus diusut tuntas agar tidak ada lagi korban serupa," jelasnya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat