visitaaponce.com

Masyarakat Respons Positif Kehadiran SMK Asy-Syarif Mitra Industri

Masyarakat Respons Positif Kehadiran SMK Asy-Syarif Mitra Industri
Kehadiran SMK Asy-Syarif Mitra Industri, diharapkan dapat memperkuat hubungan antara pendidikan dan industri.(Kemenaker)

KEHADIRAN SMK Asy-Syarif Mitra Industri di Desa Brangkal, Soko, Mojokerto, Jawa Timur, disambut secara positif oleh masyarakat. 

Dwi Fendi Dadang Adrianto, 53, asal Desa Meri, Kranggan, Mojokerto, misalnya mengatakan, bahwa SMK Asy-Syarif Mitra Industri sangat dibutuhkan di Mojokerto. 
Kehadirannya dapat menjadi pemicu bagi sekolah lain agar lebih semangat dalam membekali peserta didiknya dan sebagai jembatan dengan dunia industri. 

“Karena saat ini ada kendala untuk kerja sama dengan industri. Apa yang dibutuhkan di industri, apa yang ada di sekolah itu kadang gak nyambung, jadi SMK Asy-Syarif ini menjadi solusi,” ucap Dadang, Sabtu (22/6/2024) di Mojokerto, Jawa Timur.

Baca juga : SMK Asy-Syarif Mitra Industri Hadir untuk Mewujudkan Impian Siswa Bekerja di Luar Negeri

Ia lebih lanjut mengatakan, keberadaan SMK Asy-Syarif Mitra Industri ini, dapat menjadi partner bagi SMK-SMK lain yang ada di Mojokerto. Bahkan kehadiran SMK Asy-Syarif Mitra Industri menjadi tantangan untuk kolaborasi dengan sekolah-sekolah lain.

“SMK Asy-Syarif ini bukan menjadi pesaing bagi sekolah lain, karena dari kejuruan saja sudah beda. SMK Syarif ada dua kejuruan, yakni kejuruan ototronik dan mekatronik. Artinya apa, di sini belum ada yang menjadi pemersatu untuk lebih maju lagi, bisa kerja sama dengan industri. Artinya ini menjadi tantangan untuk kolaborasi agar membawa Mojokerto dan Indonesia lebih maju lagi,” katanya.

Zumrotul Mashfiyah, 38, guru BK SMP Islam Raden Patah Pungging, Mojokerto, menyatakan bahwa kehadiran SMK Asy-Syarif Mitra Industri sangat membantu siswa-siswi yang ingin langsung bekerja setelah lulus.

Baca juga : SMKN 1 Balikpapan dan Politeknik Negeri Banjarmasin Jawara Kompetisi K3TAB 2023

“Kalau menurut saya bagus, ya, karena kebanyakan siswa-siswi yang tidak diterima di sekolah negeri itu bingung mau sekolah di mana. Karena kan latar belakang mereka ingin segera kerja. Jadi saya berharap ini jauh lebih baik untuk membantu siswa-siswi kami untuk masuk jenjang karier. Jadi ini sangat positif sekali,” ucap Zumrotul.

Sementara itu, Ketua Yayasan Industri Mandiri, Darwoto mengatakan dukungan atas kehadiran SMK Asy-Syarif Mitra Industri juga disebutnya datang dari Kadin, Apindo, dan Himpunan Kawasan Industri Jawa Timur.

“Tentu kalau dunia usaha dan dunia industri sudah cawe-cawe terkait dengan sekolah vokasi, pasti hasilnya sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri itu sendiri,” tegasnya.

Baca juga : Perlu Kolaborasi Multisektor untuk Tingkatkan Kapasitas SDM Berdaya Saing

Adapun terkait kurikulum yang diterapkan di SMK Asy-Syarif Mitra Industri, katanya, tetap memakai Kurikulum Merdeka Kemendikbud-Ristek sebagai bahan dasar. “Jadi kurikulum nasional yang dibakukan oleh Kementerian Pendidikan itu menjadi basic. Tetapi pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan dari dunia industri itu sendiri,” ucapnya. 

Menaker launching SMK Asy-Syarif Mitra Industri Mojokerto

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah melakukan peluncuran awal (soft launching) SMK Asy-Syarif Mitra Industri, Sabtu (22/6). 

Bersamaan dengan peluncuran awal tersebut, SMK Asy-Syarif Mitra Industri membuka pendaftaran peserta didik baru tahun ajaran 2024/2025 dengan dua kejuruan, yaitu kejuruan ototronik dan mekatronik.

Baca juga : Presiden: Lulusan SMK Harus Sesuai Kebutuhan Industri

Menaker menyambut baik pendirian SMK Asy-Syatif Mitra Industri. Pasalnya, sekolah kejuruan tersebut telah melakukan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri. “Mudah-mudahan sekolah ini bener-bener menjadi the real vocational school. Ini yang kita harapkan,” kata Menaker Ida.

Menaker Ida menjelaskan akselerasi penguatan pendidikan vokasi bersama Kemendikbud-Ristek ini melaksanakan amanah Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Prosesnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan masyarakat. 

“Kita menyebutnya sebagai Perpres Kolaborasi karena Kementerian Ketenagakerjaan dan Kemendikbud-Ristek, termasuk dunia industri dan dunia usaha untuk terus membangun link and match,” kata Menaker Ida.

Prinsipnya, pendidikan dan pelatihan vokasi menyeimbangkan tenaga kerja berkompeten sesuai kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Adapun kompetensi itu harus sesuai standar kompetensi tenaga kerja nasional Indonesia, standar kompetensi kerja internasional dan standar kompetensi kerja khusus.
Dalam konteks ini, Kemnaker berhasil meningkatkan kompetensi tenaga kerja sehingga sudah banyak SDM unggul terserap pasar kerja di berbagai negara. 

“Alhamdulillah banyak negara membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. Di antaranya Asia, Timur Tengah dan Eropa. Ketika banyak negara membutuhkan, maka tugas kita dalam hal ini pendidikan dan pelatihan vokasi kita sambungkan. Kita siapkan SDM menyambut pasar kerja baik di dalam maupun luar negeri,” ucapnya.

Selama ini, Kemnaker gencar memperkuat pelatihan dan pendidikan vokasi untuk terus sinergi dan kolaborasi bersama Kemendikbud-Ristek, pemda, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan masyarakat. “Output harus bersesuaian dengan pasar kerja. Semua itu diorkestrasi dalam sebuah ekosistem ketenagakerjaan yang disiapkan Kemnaker, dalam hal ini SDM siap kerja,” imbuhnya.

Kemnaker Gerus pengangguran

Di tempat yang sama, Menaker Ida menegaskan bahwa kinerja revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi oleh Kemnaker secara signifikan telah mengurangi angka pengangguran. Masyarakat menerima manfaat dari kebijakan yang berorientasi pada kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan kewirausahaan. Implementasinya keroyokan melibatkan berbagai pihak berbasis kompetensi, pembelajaran sepanjang hayat dan inklusif.

“Kita bersyukur, Survei BPS tahun 2024 ini, alhamdulillah tingkat pengangguran terbuka menjadi 4,82%. Ini pengangguran terendah sejak reformasi. Ini patut kita syukuri, luar biasa. Alhamdulillah kita bisa bertahan di tengah tekanan ekonomi global di saat negara dunia mengalami persoalan ekonomi,” ujar Menaker Ida.

Capaian itu, lanjutnya, mendekati angka pengangguran alamiah 4%. Dengan demikian kinerja ini menunjukkan keberhasilan Kemenaker mengingat angka pengangguran terbuka pada 2020 mencapai 7,07%.

“Alhamdulillah selama saya jadi menteri, mampu menurunkan angka pengangguran terendah sejak reformasi. Jadi, ini sebuah anugerah yang luar biasa,” tuturnya.

Dalam hal ini, sumbangsih penempatan luar negeri cukup tinggi ketika pemerintah dengan sangat serius sedang menindaklanjuti UU Cipta Kerja yang menginginkan penciptaan lapangan kerja baru dan investasi.

Selama tahun 2023, penempatan luar negeri di angka 270.000 per tahun. Hal itu membuktikan penempatan luar negeri memberikan andil besar dan berkontribusi menurunkan angka pengangguran. (BN/S-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat