visitaaponce.com

Penjabat Bupati Garut Turun ke Posyandu demi Turunkan Angka Stunting

Penjabat Bupati Garut Turun ke Posyandu demi Turunkan Angka Stunting
Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin memperhatikan proses penimbangan balita di posyandu.(DOK/DISKOMINFO GARUT)

PEMERINTAH Kabupaten Garut terus mendorong percepatan penurunan tengkes melalui tim pendamping keluarga (TPK) dan program Bangga Kencana Rembuk Stunting.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka  stunting di Kabupaten Garut mengalami penurunan dari angka 35,2% pada 2021 menjadi menjadi 23,6% atau turun 11,6%.

Penjabat Bupati Garut, Barnas Adjidin, Selasa (11/6) melakukan peninjauan pelayanan kesehatan dalam gerakan serentak intervensi pencegahan stunting di Posyandu RW 8, Kampung Saripulo, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler. Kegiatannya itu merupakan bagian dari pemantauan bulan gerakan serentak intervensi pencegahan stunting.

Baca juga : Angka Tengkes Naik, Garut Tetap Targetkan Capai 14% Tahun Ini

"Kami melakukan gerakan serentak intervensi pencegahan stunting dengan jumlah sasaran 196.113 balita. Hingga 8 Juni 2024 balita yang sudah diukur 38.549 (19,7%), dengan hasil balita underwight 4.173 (10, 8%), stunting 5.174 (14, 8%), dan wasting 1.725 (4,5%)," katanya, Selasa (11/6).

Menurut dia, pihaknya sudah menekankan pentingnya posyandu sebagai tempat bagi ibu hamil dan balita untuk memantau kesehatan secara rutin. Dengan pemeriksaan yang kontinu, kebutuhan kesehatan ibu hamil dan balita bisa terpantau dengan baik.

Program gerakan serentak intervensi pencegahan stunting dapat berjalan dengan baik, mengingat pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama.

Baca juga : Pemkab Garut Berkolaborasi Gagas Lokakarya Aksi 6 untuk Percepatan Penurunan Stunting

"Dengan gerakan intervensi serentak pencegahan stunting, mudah-mudahan Kabupaten Garut dapat terbebas dari stunting. Para ibu bisa mengurus anak-anaknya, sehingga menjadi anak yang soleh dan solehah," tambah Barnas.

Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Cipanas, Husnul Khotimah mengatakan, dari 964 balita yang diperiksa sekitar 80 balita atau kurang dari 10% mengalami kasus stunting. Pihaknya mengimbau supaya masyarakat secara rutin memanfaatkan posyandu untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting.

"Harapan saya ke depannya masyarakat selalu mengontrol kesehatan dengan memanfaatkan posyandu," tandasnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat