visitaaponce.com

85 Penderita Skoliosis Berusia Muda, Remaja Lebih Rawan Terkena

85% Penderita Skoliosis Berusia Muda, Remaja Lebih Rawan Terkena
Ilustrasi(freepik.com)

AKTRIS Jessica Mila diketahui menderita skoliosis sejak SMP. "Memang dari SMP itu tulang belakang aku udah S," kata dia dalam sebuah wawancara. Ia mengungkapkan gejala yang awalnya dirasakan ialah badannya terasa pegal-pegal dan nyeri di beberapa bagian tubuh.

Skoliosis ialah penyakit tulang yang berhubungan dengan postur badan seseorang yang lebih condong atau miring ke kanan atau kekiri. Menurut Dokter Yudha Mathan Sakti dari Departemen Ilmu Bedah, Divisi Orthopedi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Uniersitas Gadjah Mada, kebanyakan orang menafsirkan skoliosis terjadi karena terlalu memikul tas berat, duduk dengan poisisi yang buruk, atau disebabkan faktor keturunan.

Padahal, jelas Yudha, hingga saat ini belum ditemukan penelitian yang absah yang dapat dijadikan landasan faktor terjadinya skoliosis. Sebagian penelitian menyatakan penyebab skoliosis disebut sebagai idiopatik atau sesuatu yang tidak diketahi penyebabnya. 

Baca juga : Cegah Saraf Kejepit dengan Olahraga

"Skoliosis ini dominannya skoliosis jenis idiopatik ialah sesuatu yang tidak diketahui penyebabnya. Sampai sekarang masih banyak diskusi masih banyak perdebatan mengenai penyebab skoliosis, yakni penyebabnya lebih banyak dikatakan sebagai sesuatu yang idiopatik atau sesuatu yang tidak diketahui penyebabnya," tambah Yudha dalam webinar daring, beberapa waktu lalu.

Skoliosis lebih sering terjadi 85% pada usia muda, terutama kepada perempuan menjelang menstruasi pertama atau sekitar usia 10 tahun ke atas. Pasalnya, di masa ini terjadi transisi fase masa hormonal pada perempuan yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara blood hormone dengan sex hormone. Blood hormone telah tumbuh, tetapi sex hormone belum dominan diduga turut menyebabkan skoliosis.

"Skoliosis idiopatik 85% terjadinya pada perempuan usia muda menjelang menstruasi pertama saat terjadi pertumbuhan pesat monitudinal tulang belakang atau biasanya terlihat ketika orang lagi tinggi pesat pesatnya. Yang normal karena kondisi yang idiopatik tidak diketahui penyebabnya, tiba-tiba bengkok di bidang koronal," tuturnya.

Baca juga : Nyeri Saraf Kejepit? Atasi dengan Terapi Traksi

Renang

Umumnya, skoliosis tidak menyebabkan rasa nyeri atau sakit pada penderita. Namun, tidak jarang penderita yang merasakan nyeri akibat adanya kemiringan tertentu di bagian otot yang berkontraksi karena adanya perbedaan kontraksi otot kanan dengan otot kiri yang berbeda. Akibat tarikan inilah yang membuat akhirnya penderita skoliosis merasa adanya nyeri yang ditimbulkan dari tarikan abnormal tersebut.

"Studinya mengatakan kelainan bentuk ini jarang sekali disertai dengan nyeri. Walaupun secara mekanik struktur itu dibentuk dengan kemiringan tertentu. Tentu saja kontraksi otot antara yang kanan dan yang kiri jadi berbeda karena perbedaan kontraksi otot ini yang menimbulkan tarikan abnormal sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Yang ketidaknyamanan ini jika ditambah dengan aktivitas akan dirasakan rasa nyeri meskipun di studinya bilang tidak ada pengaruh," ujarnya.

Solusi terbaik bagi skoliosis serta pencegahannya bisa dilakukan dengan melakukan olahraga yang dapat memperkuat tulang belakang. Cara ini dapat membantu memperlambat terjadinya bengkok atau kurva pada penderita skoliosis. Namun, olahraga ini harus dilakukan dengan benar. Olahraga yang paling gampang dan direkomendasikan ialah renang. 

"Solusi dari skoliosis itu ialah olahraga otot punggung. Beberapa latihannya sudah ada banyak di internet. Namun, yang paling gampangnya ialah berenang. Karena dalam berenang itu kita minta pasien berenang dalam gaya tengkurep itu dia ambil napas. Pada saat dia ambil napas, terdapat ekstensi tulang belakang. Mulai leher sampai tulang punggung, yakni pada kondisi tersebut otot-otot di daerah tulang belakang itu menjadi kuat dan itu yang disarankan," pungkasnya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat