Kasus ISPA tidak Naik Tajam, Dinkes DKI Nilai Polusi Udara belum Darurat
![Kasus ISPA tidak Naik Tajam, Dinkes DKI Nilai Polusi Udara belum Darurat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/43d00259ffac37aeebaef3671bc6fd21.jpg)
DINAS Kesehatan DKI Jakarta menilai belum ada kedaruratan dari segi jumlah penyakit yang diakibatkan polusi udara di Ibu Kota. Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, dinamika jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih wajar dan belum ada kenaikan yang signifikan.
Pada 2020 dan 2021 saat terjadi pandemi covid-19, angka kesakitan yang terkait dengan saluran pernapasan relatif turun. Namun, Ani menyampaikan pada 2023, tren angka kesakitannya masih relatif sama dibandingkan tahun 2018 dan 2019, sebelum pandemi. Dengan kata lain, angka kesakitan tidak mengalami perubahan signifikan, masih naik turun karena terpengaruh kondisi cuaca.
"Secara umum saya bisa sampaikan, untuk tahun 2023, tren kesakitannya tidak berbeda dengan jumlah kasus sebelum pandemi di 2018 dan 2019,” ujar Ani di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rabu (16/8).
Baca juga: Polusi Memburuk, Pidato Kenegaraan Jokowi Justru Minim Singgung Soal Lingkungan
Rata-rata jumlah kasus ISPA yang tercatat di DKI Jakarta selama 2023 adalah 146 ribu kasus. Kasus ISPA, sambungnya, justru naik tinggi di awal tahun atau saat musim hujan.
"Biasanya tinggi di awal tahun," tutur Ani.
Baca juga: DPRD Usul Bentuk Pansus Polusi Udara Jakarta
Sementara itu, ia menegaskan meskipun sudah terlihat ada penurunan kasus ISPA, namun penurunannya tidak signifikan.
Ia juga mengingatkan bahwa tidak ada penyebab tunggal dalam suatu penyakit. Polusi udara tidak berdiri sendiri menjadi penyebab ISPA.
Untuk itu, ia mengimbau agar warga menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di mana menghindari aktivitas di luar rumah, menggunakan masker saat tidak sehat, mencuci tangan, makan makanan sehat, diet seimbang, istirahat yang cukup, dan tidak merokok.
"Ini untuk menguatkan daya tahan tubuh. Sakit itu adalah kondisi ketika tubuh tidak dalam keadaan sehat lalu bertemu lingkungan yang tidak sehat. Tubuh yang tidak sehat pun kalau ketemu lingkungan yang biasa saja bisa tidak sehat. Karena jika daya tahan tubuh kuat tapi lingkungan tidak sehat pun tubuh akan cukup kuat," ujarnya.
Ia menambahkan, jika warga merasa ada keluhan gangguan saluran pernapasan seperti batuk dan pilek, segera datang ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Puskesmas di DKI akan siap melayani warga 24 jam. (Put/Z-7)
Terkini Lainnya
Jumat Pagi, Kualitas Udara Jakarta tidak Sehat
Kamis (4/7), Kualitas Udara Jakarta Peringkat Tiga Terburuk di Dunia
Paparan Polusi Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Jumat Pagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Keempat di Dunia
Atasi Pencemaran Udara, DLH DKI Lakukan Pemeriksaan 68 Cerobong Asap Pabrik
Berulang Tahun ke-497, DKI Dibayangi Buruknya Kualitas Udara, Ini Pendapat Ahli
Bicara Udara dan BRIN Berkolaborasi Tangani Polusi Udara
Udara Buruk Jakarta Picu Depresi Anak-Remaja di Masa Mendatang
Jumat Pagi, Kualitas Udara Jakarta tidak Sehat
Waspadai Polusi dalam Ruangan Ancam Kesehatan
Terpapar Polusi Udara Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap