visitaaponce.com

Di Mangga Besar, Muda-Mudi Tionghoa Berikhtiar Menjemput Jodoh

Di Mangga Besar, Muda-Mudi Tionghoa Berikhtiar Menjemput Jodoh
Single Chinese Gathering 2023 digelar di restoran di kawasan Mangga Besar, Jakarta(Instagram @sahabatchinese)

Acara tukar kado dan aneka permainan bertajuk Single Chinese Gathering 2023 yang digelar di restoran di kawasan Mangga Besar, Jakarta itu bukan cuma menghadirkan tawa, namun juga juga menerbitkan harapan untuk menjemput jodoh. Kegiatan yang diselenggarakan Minggu, (17/12) itu diikuti 120 peserta anggota komunitas dengan akun Instagram @sahabatchinese. Mereka perempuan dan pria lajang etnis Tionghoa 25 hingga 45 tahun yang tengah berupaya memperluas lingkaran pertemanannya, dengan harapan utama, memperoleh pasangan hidup.

Buat mengikat komitmen, mereka diharuskan membeli tiket sebesar Rp350 ribu yang terbilang terjangkau buat ikhtiar masa depannya. Mereka para pekerja dan pengusaha yang telaten mengikuti rangkaian kegiatan, mulai makan siang bersama, melakukan permainan dan tukar kado, hingga berbincang berhadap-hadapan.

“Sekarang muncul istilah Chindo di media sosial, bahasa gaul untuk warga Tionghoa. Tidak terkesan ada niat menyinggung, mungkin disebabkan banyaknya selegram keturunan chinese yang naik daun dan memperkenalkan gaya hidup anak-anak muda Tionghoa. Nah, kami sekarang bertemu dalam perjodohan dan pelatihan romansa bukan karena sulit mendapatkan pasangan, namun untuk mengetahui cara-cara pendekatan lawan jenis,” kata pakar relationship Kei Savourie yang menjadi pembicara.

Pada para lajang, Kei memaparkan kiat memperoleh pasangan sesuai kriteria masing-masing, di antaranya mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain, menjadi diri yang terbaik, dan selalu bersikap terbaik. “Dari sikap dasar itu pria dan perempuan bisa mengembangkan sikap saling mengerti dan menghargai perbedaan dalam hubungan romansa.”

Hendy, inisiator komunitas yang juga pengusaha camilan sekaligus konsultan kesehatan mental menjelaskan, @sahabatchinese bukan biro jodoh, melainkan wadah bagi orang-orang yang memiliki kesamaan latar belakang dan minat agar lebih mudah bertemu dan berkegiatan bersama.

“Harapannya kegiatan-kegiatan dalam grup ini meningkatkan frekuensi pertemuan antar anggota sehingga ada ketertarikan yang muncul yang berujung kepada hubungan serius. Kadang kami membuat permainan untuk mendekatkan mereka,” kata Hendy.

Hendy menyarankan, pria dan Perempuan lajang menganggap periode hidup yang tengah dijalaninya sebagai komedi dan menghilangkan sikap terburu-buru mencari pasangan hidup.

“Carilah calon yang sepadan, karena menikah bukanlah lomba adu cepat tapi lomba bertahan paling lama. Di komunitas ini kita bisa bersosialisasi,kamu nggak sendiri, jadi mari berjuang bersama. Jangan hanya bergaul seccara daring, mari berinteraksi secara langsung agar tidak canggung serta membuka diri dalam mencari jodoh sesama keturunan chinese.”

Salah satu riset Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, salah satu alasan warga Tionghoa lebih memilih jodh sesama etnisnya adalah keyakinan terhadap kesamaan sifat yang ulet, rajin, optimistis, tahan uji, terutama dalam hal perdagangan atau berwirausaha, serta tentunya tradisi dan latar belakang. (X-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat