visitaaponce.com

Pengamat Sebut Shohibul Iman Diajukan PKS untuk Tes Ombak di DKI

Pengamat Sebut Shohibul Iman Diajukan PKS untuk Tes Ombak di DKI
Sohibul Iman oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) (kiri)(MI/Susanto)

PENGAMAT politik dari Citra Institute, Efriza, menyebut diusungnya Sohibul Iman oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI dinilai untuk mencoba peruntungan.

“PKS mencoba menunjukkan posisi partai sebagai juara di Pileg DKI Jakarta 2024 dan partai ini juga telah berhasil mengantarkan kemenangan untuk Anies-Sandiaga di Pilkada 2017 lalu. Sehingga, tidak mungkin sejak awal PKS mendukung kembali Anies di Pilkada 2024 ini sedangkan Anies adalah non-partai,” papar Efrizal kepada Media Indonesia, Selasa (25/4).

PKS, kata Efriza, mencoba menjadi partai yang diperhitungkan di Pilkada 2024 ini.

Baca juga : Jawara Pileg 2024 di Jakarta, Wajar PKS Pasang Standar Tinggi

Efriza menyebut Shohibul Iman diajukan sekadar tes ombak untuk menaikkan derajat PKS agar diperhitungkan.

Ia yakin target besar PKS yang tersembunyi adalah tidak untuk Cagub melainkan untuk cawagub, hanya saja disampaikan ke publik Shohibul Iman diajukan Cagub bukan Anies. 

“Ini adalah strategi politik cermat dari PKS. Dengan maksud hati yang tersembunyi PKS menjadi lebih diperhitungkan,” paparnya.

Baca juga : Warga Kristiani Ingin Anies Baswedan kembali Pimpin Jakarta

“Shohibul Iman bisa diperhitungkan oleh KIM yang memang sudah menawarkan PKS menjadi cawagub seperti diinginkan Gerindra yang mengajak PKS dan menawari untuk cawagub,” terang Efriza.

Hanya saja, lanjut Efriza, ada yang janggal jika Anies tidak bersama PKS. Sehingga memungkinkan, posisi tawar PKS akan meningkat karena partai pengusung Anies butuh PKS yang memang partai pemenang di Jakarta.

“Sehingga memungkinkan akhirnya Anies membuka ruang pasangannya nanti terkuat Shohibul Iman. Sebab, Anies butuh kekuatan besar PKS. Maka, PKS tak lagi sekadar partai pelengkap pengusung Anies,” ungkapnya.

Baca juga : PKS Ajukan Sohibul Iman, Golkar: Itu Hak Masing-Masing Partai

Efriza menilai hanya akan ada 2 pasangan di Pilkada DKI Jakarta karena yang diharapkan sejak awal Pilkada rasa Pilpres jilid 2 dengan gabungan kubu 01 plus PDIP.

Namun, jika terjadi 3 pasang calon, Efeiza menyebut ada kemungkinan Kaesang Pangarep jadi cagub dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Jika KIM memajukan dua cagub, Efriza menilai hal itu dilakukan untuk memecah suara.

“Jika terjadi tiga pasang calon memungkinkan PKS menjadi kekuatan ketiga, yang digunakan oleh KIM. Sebab menandingi Anies dengan dua pasangan calon, hal mana ada Kaesang, malah Anies bisa mewujudkan kekalahan pertama bagi Jokowi dalam pemilu,” ucapnya.

“Situasi dua dan tiga pasangan memungkinkan akan memengaruhi NasDem untuk menentukan pilihan kepada Anies atau KIM. Karena itu, NasDem memasukkan juga Anies dalam bursa calonnya,” tandas Efriza. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat