visitaaponce.com

KPU Surakarta Gelar Sosialisasi Pemilu di Posyandu Lansia

KPU Surakarta Gelar Sosialisasi Pemilu di Posyandu Lansia
Lansia menjadi salah satu sasaran sosialisasi KPU Kota Surakarta agar tak bingung untuk menggunakan hak pilih pada 17 April.(MI/WIDJAJADI)

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kota Surakarta menggerakkan relawan demokrasi (Relasi) untuk mengoptimalkan aksi sosialisasi Pemilu 2019, sebagai upaya mengantisipasi kebingungan masyarakat saat melakukan coblosan pada 17 April mendatang.

"Kami memang belum melakukan simulasi pungut hitung, baru akan digelar 31 Maret mendatang. Meski begitu kita terus mengoptimalkan sosialisasi bersama barisan relasi, terutama mengantisipasi kebingungan para pemilih, khususnya kalangan tua," ujar Ketua KPU Kota Surakarta Nurul Sutarti kepada Media Indonesia di Solo, Selasa (26/3).

Pantauan Media Indonesia, di banyak tempat di kota Solo, baik dalam perbincangan warung maupun di kampung-kampung, hingga kini pemahaman masyarakat terkait pelaksanaan Pemilu 2019 masih minim. Terlebih tahapan sosialisasi pencoblosan juga belum dilaksanakan.

Karena itu, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan saat pelaksanaan, KPU Kota Surakarta melalui barisan Relasi terus melakukan sosialisasi secara masif, terutama di Posyandu Lansia. Hal itu bertujuan untuk menjelaskan secara detail tata cara pencoblosan surat suara yang sah dan tidak rusak.

Pihaknya terus menampung informasi terkait tahapan Pemilu dan berupaya memaksimalkan peran serta masyarakat yang mempunyai hak pilih. Sehingga, mereka tidak bingung dan bisa menggunakan hak pilih secara benar saat pemilu berlangsung.

Baca juga: KPU Diminta Tingkatkan Sosialisasi Pemilu 2019

KPU Surakarta juga memberikan informasi kepada masyarakat, jika membutuhkan pendampingan dalam memberikan suara di bilik, bisa memanfaatkan C3 saat pemilu berlangsung 17 April. Lebih dari itu juga mengoptimalkan peran Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) ke-6 dalam bertugas.

"Salah satu tugas KPPS keenam adalah membantu memastikan surat suara yang dimasukkan ke kotak suara sesuai peruntukannya. Hal ini karena dalam Pemilu 2019 itu terdiri dari Pilpres, Pemilu Legislatif untuk pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta DPD," tutur Nurul.

Pada bagian lain, Ketua Bawaslu Kota Surakarta Budi Wahyono menyatakan KPU Kota harus bekerja lebih keras lagi, agar partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih dapat maksimal, dan bisa menghasilkan pemilu yang berkualitas.

"Meski sempit waktu, tetapi masih ada kesempatan untuk mengoptimalkan sosialisasi di seluruh tingkatakan masyarakat. Jangan sampai ada kebingungan dalam pencoblosan dan juga pelipatan surat suara yang mungkin membuat surat menjadi rusak dan sebagainya," ungkapnya.

Sementara itu, terkait lembaga pemantau Pemilu 2019, Budi Wahyono mengatakan untuk Solo ada satu lembaga bernama Persatuan Gereja Katholik yang bertugas memantau jalannya pelaksanaan pungut hitung.

"Yang kita akreditasi di Solo baru satu, yakni Persatuan Gereja Katholik. Kalau yang diakreditasi oleh Bawaslu Pusat, termasuk pemantau asing mungkin sudah banyak, tetapi kami belum mendapatkan informasi jumlahnya. Mereka yang diakreditasi oleh Bawaslu Pusat nantinya bisa melakukan pemantauan di mana saja wilayah NKRI. Kami berharap Pemilu 2019 berkualitas," pungkasnya.(OL-5)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat