visitaaponce.com

Tak Sedikit Warga Cianjur Enggan Tes Covid-19 karena Stigma

Tak Sedikit Warga Cianjur Enggan Tes Covid-19 karena Stigma
Tenaga medis melakukan tes usap terhadap warga di Kecamatan Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (23/10/2020)( ANTARA FOTO/Arnas Padda)

SATUAN Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa covid-19 bukan penyakit aib. Pasalnya, saat ini masih terbentuk stigma di masyarakat, terutama kalangan kontak erat, enggan dites cepat atau dites usap karena jika hasilnya reaktif atau positif, maka mereka akan dikucilkan dari lingkungan tempat tinggal.

Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal mengatakan edukasi pemahaman terhadap pagebluk covid-19 memang harus lebih ditingkatkan lagi. Terutama pemahaman secara komprehensif kepada masyarakat.

"Covid-19 itu masih bisa sembuh. Apalagi bagi yang tanpa gejala, tingkat kesembuhannya di Kabupaten Cianjur mencapai 100% dengan berbagai treatmen yang kami lakukan. Sekarang yang jadi masalah itu pemahaman masyarakat. Mereka yang kontak erat biasanya enggan di-rapid test atau dites swab," jelas Yusman kepada wartawan, Selasa (27/10).

Di Kabupaten Cianjur, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 setempat telah melakukan tes usap kepada sekitar 8.500 orang. Targetnya harus mencapai sebanyak 24 ribu orang atau 1% dari jumlah penduduk Kabupaten Cianjur sebanyak 2,4 juta jiwa. Terbentuknya stigma seperti itu, jelas Yusman, merupakan pandangan yang keliru di kalangan masyarakat. Padahal, tes cepat ataupun tes usap merupakan bagian penting mendeteksi lebih awal penyebaran covid-19.

"Makanya, kita terus lakukan supervisi terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul," ujar Yusman.

Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur tak bisa bekerja sendiri. Butuh peran serta aktif Satgas Covid-19 di tingkat kecamatan membantu menyelesaikan berbagai fenomena permasalahan yang terjadi di lapangan.

"Tidak mungkin semua di-handle oleh kabupaten karena sekupnya luas," ungkapnya.

Edukasi ke masyarakat terus digencarkan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur. Kegiatan edukasinya melibatkan setiap puskesmas di masing-masing kecamatan.

"Yang masih kurang itu (peran) lintas sektornya. Artinya belum seirama dengan kesehatan. Maksudnya belum bergerak secara masif," kata Yusman.

baca juga: Indonesia Butuh Lab Mampu Periksa Sampel Uji Usap

Yusman mengklaim edukasi dan sosialisasi yang dilaksanakan setiap puskesmas terbilang sudah cukup maksimal. Malahan setiap puskesmas berinisiatif membuat berbagai media sosialisasi sebagai informasi kepada masyarakat.

"Terutama protokol kesehatan menyangkut 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) yang disosialisasikan hingga ke tingkat desa. Anggarannya pun menggunakan biaya sendiri dari BLUD setiap puskesmas," pungkas Yusman. (OL-3)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat