Kalau Bisa, KTNA Sragen Pilih BLT Ketimbang Kartu Tani
![Kalau Bisa, KTNA Sragen Pilih BLT Ketimbang Kartu Tani](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/11/205e3958a32c498d0e6aa85357eb5a2c.jpg)
KONTAK Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen lebih memilih program pupuk subsidi diganti dengan bantuan tunai langsung (BLT) kepada petani, ketimbang program kartu tani, yang dianggap ribet. Apalagi kuota pupuk subsidi selalu kurang dan tidak pernah sesuai dengan usulan Rencana Difinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) tani di daerah.
"Kalau bisa memilih, berikan saja petani bantuan tunai langsung, yang uangnya bisa dibelikan pupuk sesuai mekanisme harga pasar. Yang penting bagi petani itu ngurus pupuk nggak ribet dan kebutuhan dalam mengelola tanaman pangan terpenuhi," kata Ketua KTNA Sragen, Suratno kepada Media Indonesia, Kamis (19/11)
Menurut dia, selama ini program pupuk subsidi masih terus memunculkan beberapa persoalan. Selain kelangkaan, di lapangan, petani sering kesulitan mendapatkan pupuk untuk tanaman pangan yang dikelola, yang diharapkan bisa memberikan asil akhir saat panen.
KTNA Sragen, lanjut dia, terus mencermati apa yang menjadi kesulitan petani dalam mengupayakan budidaya tanaman pangan, dan mencoba mencarikan solusi kepada Dinas Pertanian, agar petani sejahtera dan ketahanan pangan semakin terjaga.
"Angan-angan KTNA Sragen, lebih baik dana untuk pupuk subsidi tersebut, diganti dengan bantuan tunai langsung. Jadi uangnya dikasih saja ke petani, yang kemudian membelikan. Kami rasa ini lebih efektif, sebab petani tidak lagi mengharap pupuk subsidi," katanya.
Jadi, lanjut dia, sebagaimana program BLT dari Kemensos, maka Kementerian Pertanian cukup mentransfer dana subsidi pupuk kepada petani, sebagai penerima manfaat atau penyalur langsung. Dana yang diterima itu dipergunakan untuk membeli pupuk jenis apa saja, sesuai HET yang diatur pemerintah.
"Petani tidak lagi montang manting mencari tambahan pupik subsidi yang kurang ke daerah lain, dan ngopeni tanaman dengan ringan serta hasil maksimal," imbuh dia.
Pada musim tanam (MT) I yang dimulai Oktober lalu, ada sekitar 43 ribu hektar sawah di wilayah kabupaten Sragen, yang ditanami padi oleh peran. Jika pemupukan berjalan baik dan jauh dari hama, maka hasil maksimal yang akan dipanen pada awal tahun 2021, per hektar bisa menghasilkan gabah kisaran 7 - 8 ton.
"Sekali lagi kalau misal diberi pilihan, KTNA Sragen lebih memilih BLT ketimbang mengambil pupuk dengan kartu tani. Dengan uang bantuan, petani bisa memilih pupuk sesuai harapan," tegas Suratno. (OL-13).
Baca Juga: Kebakaran Pabrik Kasur
Terkini Lainnya
Pemdes Cawas Salurkan BLT Dana Desa dan THR Lebaran 2024
Faisal Basri Sebut BLT El Nino Hanya untuk Mendongkrak Perolehan Suara
BLT Rp600 Ribu akan Cair Sebelum Lebaran
Kemiskinan Ekstrem 0% Sulit Tercapai
Program Bansos Jangan Disalahgunakan untuk Kepentingan Elektoral
Sekjen Kemensos Apresiasi Kinerja PT Pos Salurkan Tiga Bantuan Sosial
Serapan Pupuk Subsidi Baru 32%, Komisi IV DPR: Penyaluran tidak Efektif
Aplikasi Digital Kunci Distribusi Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Kementan Pastikan Distribusi Pupuk Tepat Sasaran
Taati Penugasan Pemerintah, Pupuk Kujang Siap Tingkatkan Produksi
Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran, Kementan Terus Sosialisasikan Permentan 1/2024
Muncul Penawaran Pupuk Subsidi Lewat Medsos di Sragen, Dinas Pertanian Sragen Yakin Penipuan
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap