Dinkes Bali Bantah Ada Warga yang Meninggal Usai Divaksin Covid-19
![Dinkes Bali Bantah Ada Warga yang Meninggal Usai Divaksin Covid-19](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/05/474405f8f2a97bab595b50720e23a61a.jpg)
PEMERINTAH Provinsi Bali, melalui Dinas Kesehatan Provinsi Bali, menjelaskan, hingga saat ini, tidak ada satu pun warga Bali yang meninggal setelah menerima vaksin covid-19 Astrazeneca.
Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya menegaskan berita yang bereda luas di masyarakat, baik melalui media sosial maupun media mainstream itu, tidak benar. Dalam berita tersebut ternyata dijelaskan oleh warga yang tidak memiliki kapasitas di bidang medis.
"Informasi tersebut tidak benar jika habis divaksin meninggal dunia," ujarnya di Denpasar, Selasa (25/5).
Baca juga: Tercatat Pasien Sembuh Covid-19 di DIY Capai 200 Kasus
Menurut Suarjaya, berita dan informasi tersebut sangat disesalkan karena masyarakat akan mudah percaya dan akan memiliki ketakutan terkait dengan vaksinasi. Padahal, fakta sesungguhnya tidak ada.
Hal ini harus menjadi perhatian bersama sebab, saat ini, pemerintah sedang gencar melakukan vaksinasi dan masyarakat sangat antusias menerima vaksinasi tersebut.
"Masa setiap orang yang meninggal dunia selalu dihubungkan dengan vaksin, sementara tidak ada penjelasan soal riwayat medis dan sebagainya," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sorang pria di Bali bernama Muhamad Abdul Malanua, 43, ditemukan meninggal dunia, Senin (24/5). Pria yang diketahui bekerja sebagai panjahit itu meninggal di kamar indekosnya di Jl Sebatik, Dusun Batu Bintang, Dauh Puri Kelod, Kota Denpasar, Bali.
Kepala Dusun Batu Bintang Dauh Puri Kelod I Nyoman Mardika mengatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab Malanua meninggal. Namun, dua hari sebelum meninggal, Malanua sempat mengikuti vaksinasi di banjar (kantor desa adat setempat), Sabtu (22/5) lalu. Vaksin yang disuntikkan kepada Malanua adalah AstraZeneca.
Mardika menyampaikan, bedasarkan keterangan warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, Malanua memiliki riwayat penyakit vertigo dan darah tinggi (hipertensi).
Sebelum divaksin pun, Malanua sempat ke klinik untuk berobat.
Warga, kata Mardika, sempat menyarankan agar Malanua menunda vaksinasi lantaran kondisinya baru saja sakit. Namun, Malanua menolak. (OL-1)
Terkini Lainnya
Positif Covid-19, Pepe Absen Bela Portugal di Playoff Piala Dunia
Dua Lagi Pemain Bayern Positif Covid-19
Ferran Torres dan Pedri Positif Covid-19
Lagi, Empat Pemain Real Madrid Dinyatakan Positif Covid-19
Turki Panggil Dubes Yunani Terkait Insiden Galatasaray
Ratu Bertemu Langsung dengan PM Inggris untuk Pertama Kali Sejak Maret 2020
Komnas KIPI: Tidak Ada Istilah Medis Detoksifikasi Vaksin Covid-19
Data Sequence Patogen Bisa Dikapitalisasi oleh Pengembang Vaksin Negara Maju
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Peringatan Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ada sejak 2021
Menkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Diketahui sejak Covid-19
Komnas KIPI: Tidak Ada Efek Samping Berbahaya Vaksin AstraZeneca di Indonesia
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap