visitaaponce.com

KKP Jajaki Wisata Paus Terdampar di Raja Ampat

KKP Jajaki Wisata Paus Terdampar di Raja Ampat
Petugas mengukur ukuran bangkai paus di Pantai Mertasari, Denpasar, Bali.(Antara)

KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Sorong, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) bersama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kawasan Konservasi Daerah Raja Ampat, Papua Barat, menjajaki wisata budaya paus sperma.

Tujuan wisata untuk edukasi dan daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Kampung Arborek. Langkah ini menyusul terjadinya peristiwa mamalia laut terdampar di wilayah tersebut.

Belum lama ini, KKP mengaku telah menangani mamalia laut terdampar dari jenis paus sperma di depan Pulau Gam. Arus membuat paus sperma bergeser hingga ke perairan Pulau Arborek, yang merupakan Kawasan Konservasi Daerah (KKD) Raja Ampat.

Baca juga: KKP Dalami Penyebab Paus Terdampar di Cirebon

“Setelah menangani mamalia laut bersama aparat setempat dan warga Kampung Arborek, muncul keinginan untuk memanfaatkan bangkai paus sebagai sarana edukasi dan memberikan daya tarik bagi wisatawan,” ujar Kepala LPSPL Sorong Santoso Budi Widiarto dalam rilis KKP, Minggu (5/9).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan pemilihan lokasi dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan warga. Sehingga, pihaknya memilih lokasi yang jauh dari pemukiman dan aktivitas warga. Adapun paus akan terurai dalam waktu sekitar 8 bulan.

Baca juga: BOR RS Menurun, Sandiaga: Ada Titik Terang Pembukaan Wisata

LPSPL Sorong telah melakukan penanganan terhadap mamalia laut terdampar sebanyak 40 kasus selama pandemi covid-19 atau sejak 2 tahun terakhir. Sedangkan, di wilayah Papua Barat terjadi sebanyak 11 kasus mamalia laut terdampar.

Dari sejumlah kasus tersebut, 16 kasus ditangani secara langsung oleh LPSPL Sorong. Sementara, 24 kasus ditangani dengan melibatkan pemerintah daerah, pengelola kawasan konservasi, mitra pemerintah dan masyarakat secara langsung.

"Dalam 5 tahun terakhir, lebih dari 700 orang dilatih di wilayah kerja LPSPL Sorong. Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan mitra pemerintah melalui program Sea Project,” jelas Santoso.(OL-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat