Satgas Madago Raya Terus Buru Tiga DPO Teroris Poso Tersisa
![Satgas Madago Raya Terus Buru Tiga DPO Teroris Poso Tersisa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/01/f76b9d73d83b00214ee60c6765fb9f19.jpg)
KEPOLISIAN Daerah (Polda) Sulawesi Tengah, mengimbau agar tiga Daftar Pencarian Orang (DPO) kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih diburu di hutan pegunungan Poso, Parigi Moutong, dan Sigi segera menyerahkan diri.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan, pascatewasnya Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dalam sebuah operasi di Dusun Uempasa, Desa Dolago, Kecamatan Parigi Selatan, Parigi Moutong, Selasa (4/1) lalu, MIT semakin melemah karena menyisahkan tiga anggota. Mereka adalah, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, dan Suhardin alias Hasan Pranata.
"Saat ini mereka masih berada di sekitaran hutan pegunungan Parigi Moutong. pengejaran terhadap ketiga DPO itu terus dilakukan," terangnya, Kamis (6/1).
Rudy mengimbau, karena semakin melemah, tiga DPO tersebut diimbau untuk menyerahkan diri sehingga bisa diproses hukum sesuai dengan aturan yang berlaku. "Imbauan tetap dilakukan, namun jika mereka masih belum mau menyerahkan diri, pengejaran akan terus dilakukan sampai mereka ditangkap hidup atau pun mati," tegasnya.
Rudy menambahkan, bahwa operasi untuk menangkap sisa DPO MIT yang bersandi Madago Raya masih diperpanjang sejak Januari 2022 hingga Maret 2022. Menurutnya, tidak ada perubahan dalam pola operasi. Namun, prajurit Polri dan TNI yang tergabung dalam satgas fokus melakukan pendekatan persuasif kepada sejumlah warga diduga masih menjadi simpatisan dan membantu memenuhi kebutuhan kelompok MIT Poso.
"Meski dilakukan pendekatan persuasif, satgas di lapangan juga tetap melakukan perburuan di hutan pegunungan yang telah dipetakan sebagai tempat tiga DPO MIT bersembunyi," ujarnya.
Pendekatan persuasif kepada masyarakat tersebut berupa ajaran kebenaran agama dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang melibatkan tokoh agama, pengajar agama Islam dan bhabinkamtibmas di sejumlah desa yang ada di Poso. "Pendekatan itu dilakukan agar masyarakat tidak terkontaminasi denganajaran radikal," tandas Rudy. (OL-15)
Terkini Lainnya
Ancaman Retaliasi Ekstremisme
Melawan Ekstremisme dan Sumpah Pemuda 4.0
DPO MIT Terakhir Tewas, Operasi Magado Raya Tetap Dilanjutkan
Dicurigai Membawa Bom, DPO MIT Poso Tewas Tertembak belum Dievakuasi
Operasi Madago Raya Kembali Diperpanjang
Aparat Terus Buru Anggota MIT Tersisa
Festival Tampo Lore Poso Dukung Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Diberikan HPL Seluas 1.550 Hektar, Ekonomi Masyarakat Poso Diharapkan Meningkat
Imbas Sungai Samalera Meluap, Puluhan Rumah di Poso Terendam Banjir
Pemadaman 15 Hektare Karhutla di Poso Masih Berlangsung
Semangat Berkebun Warga Bangkit Setelah Anggota MIT Poso Musnah
NasDem Jaring Bacaleg Berkualitas di Poso
Perlukah Moderasi Beragama Dikembangkan sebagai Budaya Keilmuan?
Menghirup Kecubung Pemberantasan Korupsi
Anak Korban Tindak Kekerasan Orangtua
Menyempitnya Ruang Fiskal APBN Periode Transisi Pemerintahan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap