Perubahan Iklim Dikhawatirkan Ancam Ketahanan Pangan
PERUBAHAN iklim dikhawatirkan bakal mengancam sektor pertanian. Ancaman ini menjadi lebih serius ketika jumlah populasi dunia akan terus tumbuh dan diperkirakan mencapai 9 miliar pada tahun 2050.
Hal itu dinyatakan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tidar Usman Siswanto pada Kuliah Umum Suistanable Agriculture in Indonesia & Belarus, kerja sama antara UNTIDAR dengan Belarusia State Agriculture Academy (BSAA), Rabu (23/3).
Kegiatan Kuliah Umum kolaborasi antara UNTIDAR dan BSAA ini merupakan kuliah perdana antara kedua universitas. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penandatangan nota kesepahaman beberapa waktu yang lalu dilaksanakan.
MoU yang ditandatangani oleh para Rektor dari kedua universitas memuat kesepakatan kerja sama dalam pengembangan Tri Dharma Pendidikan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk, antara lain: pelaksanaan seminar/simposium bersama, pengembangan program double degree, pertukaran mahasiswa serta tenaga pengajar, pelaksanaan penelitian dan kegiatan illmiah bersama, pertukaran bahan teknis serta publikasi jurnal ilmiah, pengajaran bahasa dan pertukaran budaya.
"Bertambahnya populasi berarti bertambah pula kebutuhan pangan. Permintaan air dan energi pun akan meningkat sedangkan ancaman perubahan iklim menjadi tantangan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini," kata Usman.
Cuaca yang ekstrem, katanya, juga berpengaruh pada kualitas dan jumlah produksi terutama untuk kedelai, gandum, beras dan jagung. Komoditas tersebut saat ini merupakan dua pertiga dari sumber makanan populasi di dunia. Jika tidak segera ditangani maka akan menjadi permasalahan besar bagi ketahanan pangan dunia.
"Penerapan sistem dan produksi yang tepat dapat menjadi solusi seperti sistem tanaman-ternak, budidaya tanaman terpadu, pertanian konservasi, agroforestry, pertanian peka nutrisi, pengelolaan hutan berkelanjutan dan pengelolaan perikanan berkelanjutan," tambahnya.
Baca juga: FAO Peringatkan Konflik Ukraina Berdampak Pada Ketahanan Pangan Dunia
Prof. Tamara Nikolaevna Myslyva, Head of The Department of Geodesy and Photogrammetry BSAA, memaparkan kondisi lahan dan pangan dari negara Belarusia. Menurutnya, lahan pertanian di Belarusia mencapai 41% dari total area, lahan hutan 42%, lahan air dan rawa 6% serta 11% lahan lainnya. Hasil utama pertanian adalah kentang dan gandum serta hasil peternakan meliputi daging sapi dan susu.
"Belarusia juga terdampak akibat perubahan iklim ekstrem saat ini. Salah satu yang dipertimbangkan untuk mengatasi kondisi ini adalah keterlibatan teknologi moderen yang disesuaikan untuk membantu petanian dan juga peternakan".
Rektor UNTIDAR Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, mengatakan, Fakultas Pertanian UNTIDAR selanjutnya akan menjadi menjadi titik fokus pembahasan pengembangan action plan antar kedua universitas pada tahun 2022. Tetapi tidak menutup kemungkinan Fakultas lain akan ikut bergabung seperti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta Fakultas Ekonomi.(OL-5)
Terkini Lainnya
Ketahanan Pangan Hadapi Tantangan Perubahan Iklim
Perwira Siswa Seskoad Lakukan Kuliah Kerja Lapangan di Purwakarta
Dialog Kebangsaan Diklat Polri, Mentan Amran: Semua Turun Tangan Urus Pangan
Konversi Lahan Tambang untuk Pertanian demi Ketahanan Pangan
Hadapi Ancaman Kekeringan, Cianjur tak Khawatir Ketersediaan Pangan
UKP Beri Bantuan Santri di Serang untuk Wujudkan Ketahanan Pangan
IOC Rilis Daftar Atlet Rusia dan Belarus yang Diizinkan Tampil di Olimpiade Paris 2024
Atlet Rusia dan Belarus Dilarang Ambil Bagian di Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024
Sabalenka vs Zheng: Pertarungan Sengit Mencetak Sejarah di Final Australian Open
Cabut Skorsing, Federasi Bulu Tangkis Dunia Izinkan Rusia dan Belarus Berkompetisi di 2024
Presiden IOC Bela Keputusan Asingkan Rusia
Belarus Siap Jadi Lokasi Senjata Nuklir untuk Antisipasi Serangan Barat
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Gandeng Benihbaik, Bigo Live Gelar Kampanye Dukung Yayasan Kanker Indonesia
Bantu Penyandang Penyakit Langka Cornelia de Lange Syndrome dengan Solo Cycling
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap