visitaaponce.com

Seniman di Solo Buat Mural Raksasa untuk Meyambut G20

Seniman di Solo Buat Mural Raksasa untuk Meyambut G20
Mural G20 bergambar Presiden Jolowi dengan 19 kepala negara utama akan ber-KTT di Bali November mendatang, muncul di Solo.(MI/Widjajadi)

Lukisan  mural Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpakaian adat Baduy menghiasi tembok depan Resto Kusuma Sari, Solo, Jawa Tengah. Mural di pojok selatan perempatan lampu merah Nonongan itu telah ada  sejak akhir Januari lalu. 

Pesannya kuat sekali. Apalagi, bukan cuma wajah Jokowi yang terpampang di sana. Lukisan karya 6 muralis yang tergabung dalam wadah Solo is Solo itu, juga menghadirkan figur para kepala negara lain, yang tergabung dalam forum kerjasama multilateral dari 19 negara utama dan Uni Eropa, yang disebut G20.

Mural raksasa itu lengkapnya menampilkan gambar Presiden Jokowi, lalu Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud, Presiden Argentina Alberto Fernandez.

Lalu Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, Presiden Kanada, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden India Ram Nath Kovind dan lainnya.

Semua pimpinan G20 itu dilukis saling bergandengan tangan dan semua mengenakan pakaian adat Baduy, berikut ciri khas negara masing masing. Mural unik tapi mengandung pesan mengena, yakni pulih bersama, bangkit perkasa (recover together, stronger together)

 "Kebetulan Indonesia menjadi presidensi atau tuan rumah G20 tahun 2022 ini. Karena itu lukisan Jokowi berpakaian adat Baduy lengkap dengan ikat kepala dan tas koja, ukurannya paling besar dibandingkan sosok pimpinan G20 lainnya," tutur Irul Hidayat, koordinator muralis Solo is Solo, Jumat (17/6)

Kata Irul, bukan perkara mudah untuk menampilkan tema yang sangat fenomenal dengan pilihan para kepala negara G20 menggunakan pakaian adat baduy. Perlu waktu tiga hari, untuk mengerucutkan gagasan unik dan pas dengan isu besar yang dibahas para pimpinan G20 yang akan ber- KTT di Bali pada November mendatang.

Enam seniman mural yang bekerja, kata dia, bahkan harus adu argumen dengan Sardono W Kusumo, seniman besar Indonesia yang menjadi sutradara dan jonggol Solo is Solo.  Ingatan mereka ketika Presiden Jokowi berpakaian adat Baduy lengkap saat tampil berpidato pada sidang MPR di Jakarta pada 16 Agustus 2021 lah, yang menjadi pemantik mural G20 itu terwujud.

"Sangat sederhana dan berkesan kuat, dengan kesederhaan Suku Baduy yang menyatu dengan alam, dan berkorelasi dengan tema besar Presidensi G20. Langsung kita jadikan konsep pada November 2021, lalu menggeber  mural mulai akhir 2021, dan selesai akhir Januari 2022," imbuh pria lulusan S2 jurusan Seni Urban Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu.

Menurut Irul mereka sengaja mengangkat adat Baduy dan bukan bukan ragam budaya negara masing masing,  agar terlihat unik dan menggigit. "Seni harus punya nilai unik, berkarakter kuat, hingga pilihan jatuh pada tradisi Baduy yang sederhana dan menyatu dengan alam. Apalagi, isu G20 tentang persoalan lingkungan, hemat energi dan pembahasan dunia baru yang lebih hijau," tukasnya.

Karena itu, tegas Irul, ia bersama 5 muralis aliran realis dari organisasi Solo is Solo  sepakat tidak menggambarkan tentang teknologi atau gambaran ekonomi maju dari asal negara G20, mengingat hal itu sudah biasa dan mampu dikerjakan seniman dari negara maju tersebut.

Dari pantauan ketika melihat lukisan mural dan latar belakang secara utuh saat Resto Kusumasari tutup pukul 21.00, memang banyak makna yang terkandung di dalamnya. Di balik gandeng tangan para pimpinan G20 berpakaian adat Baduy itu, latar di belakangnya mengesankan bumi yang telah retak, panas ekstrem, krisis energi, krisis air.

"Makna yang terkandung adalah para pimpinan G20 harus bergandengan tangan mencari solusi untuk mengatasi berbagai persoalan dunia yang semakin ekstrem," imbuhnya.

Irul berharap kiprah seniman ini bisa berlanjut sampai ke Bali untuk menggambar secara langsung para pimpinan negara yang ada di sana.

Sebenarnya, kata Irul, untuk menggaungkan dan mempromosikan presidensi G20 lewat mural lukisan di Resto Kusumasari, ITS ( Institut Teknologi Surabaya ) dengan keahlian sistem digital yang dimiliki, pernah bertemu dengan Sardono W Kusumo dan seniman mural Solo is Solo, untuk menampilkan dalam bentuk video.

"Sempat ketemu dan berbicara. Seandainya jadi pasti dengan teknologi digital gemanya akan semakin luar biasa di masyarakat. Mudah mudahan Pak Sardono bisa menuntaskan kelanjutan pembicaraan itu,” tutup Irul. (E-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat