visitaaponce.com

Angka Stunting di Ende Turun, Bupati Djafar Apresisasi Kinerja TPPS

Angka Stunting di Ende Turun, Bupati Djafar Apresisasi Kinerja TPPS
Bupati Ende Djafar Achmad melakukan rembuk stunting di Kabupaten Ende, Kamis (13/10/2022).(MI/Gabriel Langga)

BUPATI Ende Djafar Achmad mengaku gembira dengan penurunan angka stunting di wilayahnya. Dengan kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar di setiap kecamatan mampu menurunkan angka stunting mencapai 8,9 persen.

"Saya rasa senang sekali dan gembira dengan kinerja dari tim TPPS atas capaiannya. Yang mana angka stunting di Kabupaten Ende bisa turun 8,9 persen. Ini luar biasa," ujar Bupati Djafar, Kamis (13/10) di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Menurut dia, apa yang dikerjakan oleh TPPS selama ini sudah sangat maksimal dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Ende sehingga angka stunting terus mengalami penurunan.

Disampaikan lagi bahwa berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis pada akhir Desember 2021 lalu, angka prevalensi stunting di Provinsi NTT sebesar 37,8 persen dengan target tahun 2024 bisa turun menjadi 20,53 persen.

Dari data tersebut, ungkap dia, angka prevalensi stunting di Kabupaten Ende sebesar 27,2 persen dengan target prevalensi stunting di dalam perubahan RPJMD 2019-2024 sebesar 6,8 persen pada tahun 2024 mendatang.

Untuk itu, ungkap Djafar, telah terjadi penurunan angka balita stunting hasil dari kegiatan pengukuran dan penimbangan pada bulan Februari 2022 yang sebesar 12,7 persen turun menjadi 8,9 persen pada pengukuran dan penimbangan yang dilakukan bulan Agustus 2022.

"Saya senang sekali karena tercatat angka stunting kita terus menurun. Ini berarti bahwa kalau kita bekerja sama dan tidak ego sektoral antar kita maka angka stunting di Kabupaten Ende terus menurun. Kerja sama kita dalam rangka penurunan angka stunting sangat bagus selama ini," papar dia

Untuk itu, Bupati Ende pun telah menargetkan angka stunting di wilayahnya bakal terus mengalami penurunan hingga mencapai 5,19 persen pada pengukuran dan penimbangan yang akan datang.

"Saya optimis sekali. Kalau kita optimis saya yakin prevalensi stunting di Kabupaten Ende  bisa turun sampai 5,19 persen. Kenapa saya optimis, karena anggaran penanganan stunting tahun 2023 lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2022. Di Dinas Kesehatan saja 10 miliar, belum di dinas lainnya," tandas dia.

Maka dari itu, dirinya berharap  komitmen yang telah bersama kita bangun untuk bersama -sama menurunkan angka stunting bisa terwujud sehingga Kabupaten Ende bebas stunting dapat terjawab.

"Memang kerja dan upaya kita tidak mudah. Mari kita bersama dengan komitmen yang bersama untuk menjadikan Kabupaten Ende bebas dari stunting," pungkas dia.

Meski begitu Bupati Ende mengakui progress penurunan angka stunting ini belum diimbangi dengan jumlah kasus kematian ibu dan bayi yang cenderung tinggi. Menurutnya, fenomena realita hingga saat ini masih terjadi 6 kasus kematian ibu dan 72 kasus kematian bayi (9,3/1000 kelahiran). Angka ini masih jauh dari target RPJMD 2019-2024 yakni kematian ibu 3 kasus dan untuk bayi 3,43/1000 kelahiran.

Selain itu, ungkap dia lagi,  masih juga ada kejadian persalinan di rumah (dari total persalinan Januari - Agustus 3.194. 24 di antaranya terjadi persalinan di rumah terbanyak di Kecamatan Lepembusu Kelisoke (11 kasus), Detukeli (3 kasus), Ndona Timur (3 kasus), Lio Timur (2 kasus), Nangapanda (1), Kecamatan Ende (2 kasus), Ende Utara (1) dan Detusoko (1).

"Hal ini merupakan catatan kritis kita yang mengharuskan SPM jumlah persalinan di Fasilitas Kesehatan 100 persen," pungkas dia. (OL-13)

Baca Juga: Stunting Perlu Diperhatikan karena Turunkan Kecerdasan Anak

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat