visitaaponce.com

Pemprov Jawa Tengah Terbuka untuk Inovasi Metode dan Bahan Material Pemeliharaan Jalan

Pemprov Jawa Tengah Terbuka untuk Inovasi Metode dan Bahan Material Pemeliharaan Jalan
Seminar Teknologi Inovasi Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Semarang, Jawa Tengah(MI/Haryanto)

TOTAL pemeliharaan jalan di Jawa Tengah tahun ini mencapai 2.404 kilometer. Sementara untuk peningkatan kualitas jalan akan menyasar panjang 10 Km.

Untuk menjaga kualitas infrastruktur di Jateng agar tetap bagus, Pemprov Jateng tak alergi dengan inovasi metode serta bahan material.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah, AR Hanung Triyono menyampaikan inovasi itu diperlukan untuk memberikan hasil yang terbaik. Apalagi panjang jalan milik Pemprov Jateng sebanding dengan beban pemeliharaan  yang mesti dilakukan tiap tahun.

Pemprov Jateng telah mencoba berinovasi dengan penggunaan serat baja untuk pembangunan infrastruktur di Demak-Godong, Kabupaten Grobogan. Termasuk dalam penggunaan semen Non OPC (Non-Ordinary Portland Cement) yang dinilai lebih ramah lingkungan dan mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

"Sebenarnya banyak spesifikasi yang mengarah ke sana. Namun memang
harus ada acuan regulasi. Kita dorong untuk itu, kalau hasilnya bagus kenapa tidak?" kata Hanung di sela-sela Seminar Teknologi Inovasi Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro di Hotel Padma Kota Semarang, Kamis (20/10).

Hadir sebagai nara sumber lainnyaa dalah Kepala Satker Jalan Tol Semarang-Demak, Yusrizal Kurniawan; Chairperson GBC Indonesia, Iwan Prijanto dan Ketua HAKI Prof Iswandi Imran. Acara dibuka oleh Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jati Utomo Dwi Hatmoko.

Lebih jauh Hanung menyatakan perihal inovasi, pihaknya menekankan pada kualitas, efisiensi waktu dan harga serta regulasi.

Ramah lingkungan

Sementara Jati Utomo menyampaikan konsep konstruksi infrastruktur berkelanjutan yang ramah lingkungan, selaras dengan focus Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Undip.

"Kami di Departemen Teknik sipil mengembangkan riset-riset yang sesuai
dengan prinsip-prinsip konstruksi berkelanjutan, baik dari sisi aspek
material, teknologi pelaksanaan konstruksi, sampai digitalisasi kontruksi melalui implementasi Building Information Modeling," katanya.

Pemerintah juga telah mendukung konsep infrastruktur berkelanjutan dan ramah lingkungan melalui Peraturan Menteri PUPR Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan. Bahwa konstruksi berkelanjutan harus memenuhi prinsip berkelanjutan pada seluruh sumberdaya dan siklus hidup bangunan gedung atau bangunan sipil.

Sementara dari sisi bahan baku, Kementerian PUPR juga telah menerbitkan
regulasi penggunaan semen non-OPC melalui Instruksi Menteri PUPR No.04/2020 tentang Penggunaan Semen Non-Ordinary Portland Cement pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR.

Chair person GBC Indonesia Iwan Prijanto juga memaparkan mengenai tantangan serta peluang dari pendekatan perencanaan konstruksi untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang.

Semen Ordinary Portland Cement (OPC) atau yang juga dikenal dengan
Portland tipe I adalah jenis semen yang umumnya terdiri dari 3 bahan dasar utama pembentuk semen yaitu klinker/terak (88-95%), gypsum (sekitar 5%, sebagai zat pelambat pengerasan), dan material ketiga, seperti batu kapur, pozzolan, abu terbang, dan lain-lain (tidaklebihdarisekitar 3 %).

Karena itu, bahan baku yang ramah lingkungan, salah satunya semen non-OPC, menjadi sangat penting dalam mendukung implementasi konstruksi infrastruktur yang berkelanjutan.

Semen non-OPC sendiri adalah semen yang direkayasa sedemikian rupa sehingga jumlah klinker yang dihasilkan menjadi jauh lebih sedikit. Kandungan CO2 yang dihasilkan dalam proses pembuatan semen ini menjadi jauh lebih kecil, namun pengurangan jumlah klinker dilakukan tanpa mengubah sifatfisika dan hasil semen itusendiri. Kualitas kekuatan semen akan tetap baik. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat