BMKG Hindari Lokasi Pengungsian di Lereng Gunung dan Bantaran Sungai
![BMKG: Hindari Lokasi Pengungsian di Lereng Gunung dan Bantaran Sungai](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/11/a78a607995ef6c41eae53c560b2b0822.jpg)
KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau, dalam memilih lokasi tenda pengungsian gempa Cianjur, harus diperhatikan betul topografinya. Hal itu dilakukan demi menjaga keselamatan pengungsi.
"Dalam mendirikan tenda ini mohon jangan terlalu dekat dengan pinggir lembah. Semakin ke arah lapang itu semakin aman. Dan juga jangan terlalu dekat dengan lereng," kata Dwikorita dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (24/11).
Pasalnya, BMKG memperkirakan pada Desember curah hujan akan semakin meningkat dan bisa berlanjut sampai Januari 2023. Hal itu memunculkan potensi longsor dan banjir bandang dan akan sangat tidak aman bagi pengungsi yang berada di tenda dekat lereng-lereng gunung maupun bantaran sungai.
"Karena masih mungkin teguyur hujan dan akhirnya longsor, dan bisa juga kena getaran jadi runtuh. Hati-hati saja dalam menentukan tempat sementara untuk pengungsi," imbuh dia.
Baca juga: Pengetahuan Kebencanaan Harus Terus Diajarkan secara Masif
Terkait dengan intensitas gempa susulan, Dwikorita menyebut bahwa semakin hari gempa susulan semakin jarang dan melemah. Ia memperkirakan dalam 4 hari sampai sepekan ke depan, kondisi gempa bumi sudah mulai stabil.
Selain itu, Dwikorita juga menyatakan, berdasarkan pengamatan di lapangan, bangunan yang rusak kebanyakan terletak di atas episenter gempa bumi. Selain dari sisi lokasi, kerusakan bangunan juga ditentukan oleh kondisi konstruksi bangunan.
"Jadi poinnya adalah seandainya nanti akan dibangun kembali, Insya Allah dengan kondisi tersebut masih bisa di lokasi yang sama,karena kondisi tanahnya tidak begitu penting mengontrol kerusakan. Namun yang penting mengontrol adalah jarak antara episenter dan konstruksi bangunannya. Misalnya ada di sekitar episenter perlu sekitar ada radius 50 sampai 100 meter dan yang sangat ketat adalah konstruksi bangunan," pungkas dia. (OL-16)
Terkini Lainnya
Kondisi Tenda Jemaah Haji Indonesia di Mina Mirip Barak Pengungsian
Warga Kecamatan Jenu Terdampak Kebocoran Pipa BBM Kembali Pulang
Pipa BBM di Tuban Bocor, Pendampingan Warga di Pos Pengungsi Terus Dilakukan
Tangki Pertamina di Tuban Diduga Bocor, Ribuan Warga Mengungsi
Puluhan Pengungsi Erupsi Gunung Ibu Menderita ISPA
Hampir 1 Juta Orang Mengungsi dari Rafah
4 Hari USBD di Hutan Tanmapel
Trauma Gempa, 36 Siswa MTs di Bawean Ujian Akhir di Tenda Pengungsian
Pemerintah Didesak Serius Tangani Kesehatan Pengungsi Gempa Bawean
Antisipasi Gempa Susulan, BPBD Tuban Dirikan Tenda Darurat di 2 Rumah Sakit
Tenda Overcapacity, Penambahan Kuota Haji Tidak Dibarengi dengan Penambahan Maktab
Sudah 6 Bulan Warga Binaan Lapas Cianjur Tinggal di Tenda Penampungan Pascagempa
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap