Pemprov Jabar Jamin Ketersediaan Beras
DI TENGAH kenaikan harga beras yang dialami di sejumlah daerah di Indonesia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar memastikan menjamin kestabilan stok beras yang ada. Pemerintah juga terus memastikan supaya daya beli masyarakat terhadap beras dan kebutuhan pokok lainnya masih dalam batas normal.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar, Iendra Sofyan di Bandung Jumat (27/1) mengatakan harga beras di sejumlah pasar di kota dan kabupaten di Jabar masih dalam batas wajar. Sebaliknya, yang dikeluhkan adalah kurangnya pembeli yang belum bisa menyamai jumlah pembeli pada 2019.
"Harga beras saya nilai sejauh ini aman. Adapun harga naik, saya kira tidak terlalu signifikan. Contohnya saat melakukan pemantauan di sejumlah pasar di Cirebon, Rabu (25/1), kami pastikan harga beras
masih normal," jelasnya.
Menurut Iendra, saat ini untuk ketersediaan dan harga bahan pokok secara umum selalu dipantau setiap dua hari sekali. Ketersediaan beras secara umum aman apalagi produksi di Jabar sudah surplus 1 juta ton per tahun.
"Justru yang kini dikeluhkan, masih kurangnya warga yang berbelanja ke pasar. Dinamika seperti ini selalu ada, tapi yang jelas para APPSI atau para pedagang pasar itu mengeluhkan penjualan atau pembelian ini belum sebanyak pada 2019," ucapnya.
Namun kondisi ini ternyata berbeda dengan yang ditemukan di lapangan. Berdasarkan pantauan sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Bandung, harga beras medium dan premium mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan pasokan kepada pedagang mulai berkurang hingga menyebabkan stok beras di setiap pedagang sangat minim.
Seperti di Pasar Swederhana, harga beras mengalami kenaikan sejak beberapa bulan yang lalu dari mulai Rp1.000 per kilogram hingga Rp2.000 per kilogram dan harganya pun belum ada tanda-tanda akan kembali menurun.
Asih, pedagang beras di Pasar Swaderhana mengatakan, untuk harga beras premium yang tadinya Rp10.500 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp13 ribu per kilogram. "Harga ini sudah naik sejak tiga bulan lalu," ucapnya.
Pedagang beras lainnya, Marsudi mengatakan, rata-rata kenaikannya Rp1.500 per kilogram dan saat ini pasokan juga sudah mulai berkurang. Biasanya dia mendapatkan pasokan 2 ton, tapi sekarang hanya 1 ton.
"Biasanya kenaikan harga dan minimnya pasokan beras, karena saat ini belum memasuki masa panen, sehingga pasokan kepada para pedagang di pasar tradisional pun berkurang. Mungkin sekarang para petani baru mau panen raya, jadi stok ke pedagang berkurang dan harganya jadi mahal," tambahnya. (OL-15)
Terkini Lainnya
Harga Beras Kembali Naik Rp500 per Kilogram di Kuningan
Bank Indonesia DIY: Jaga Stabilitas Harga dengan Memperhatikan Kesejahteraan Rakyat
Demurrage Beras Bulog: Anggota DPR Dorong Pengawasan Teknis Lapangan
Harga Beras Turun 4,4 Persen di Tingkat Grosir hingga Eceran
Ini HET Beras Premium Teranyar Sasar Delapan Wilayah
HET Beras Sulit Turun, Jokowi Ungkapkan Penyebabnya
Bulog Impor Beras untuk Keamanan Pangan di Sulteng
Polri Sarankan Pemprov Kalteng Tingkatkan Pasar Murah Jelang Lebaran
Mentan Andi Amran Sulaiman Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional
Baznas RI Siapkan Bantuan Kemanusiaan Rp2 Miliar untuk Sudan
Jawa Barat Mulai Panen Raya, Pasokan Beras Melimpah
Kementan Pastikan Pasokan Daging Sapi, Ayam, dan Telur di Bandung Aman
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap