visitaaponce.com

MUI Kabupaten Cianjur Apresiasi Bermunculannya Pondok Pesantren

MUI Kabupaten Cianjur Apresiasi Bermunculannya Pondok Pesantren
Peresmian Masjid Al Muslih di Pondok Pesantren Al Muslih di Kampung Munjul RT 01/07 Desa Sukamaju Kecamatan Cianjur, Sabtu (25/2).(Mi/Benny Bastiandy)

MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengapresiasi bermunculannya pesantren sebagai tempat pendidikan agama bagi kalangan anak-anak. Hal itu juga semakin menguatkan identitas Kabupaten Cianjur sebagai kota tatar santri.

Ketua MUI Kabupaten Cianjur KH Abdul Rauf mengatakan, selama ini MUI mendukung semakin banyak berdirinya pesantren, maka akan berdampak terhadap bermunculannya santri-santri. Kondisi itu tentu bisa semakin menguatkan Kabupaten Cianjur sebagai kota tatar santri. "Itu harapan kita semua," kata Rauf seusai meresmikan Masjid Al Muslih di Pondok Pesantren Al Muslih di Kampung Munjul RT 01/07 Desa Sukamaju Kecamatan Cianjur, Sabtu (25/2).

Seperti halnya di Pesantren Al Muslih yang notabene terus mengembangkan diri sebagai salah satu pesantren di Kabupaten Cianjur. Rauf mendukung upaya pengembangan pesantren itu sehingga bisa mencetak santri-santri yang unggul.

"Untuk bisa maju, sebuah pesantren harus didukung juga berbagai fasilitasnya. Sekarang Pesantren Al Muslih sudah memiliki bangunan masjid yang representatif. Para santri harus memanfaatkannya sebagai tempat beribadah," tegasnya.

Rauf mengapresiasi terwujudnya keinginan pihak yayasan yang ingin memiliki masjid di lingkungan pesantren. Terlebih, masjid yang selama ini ada di lingkungan pesantren hanya terbuat dari kayu dan bambu. "Tentu kami mengapresiasi berdirinya Masjid Al Muslih di Pondok Pesantren Al Muslih ini," kata Rauf.

Ia berharap ke depan bangunan masjid Al Muslih mungkin bisa ditingkatkan, misalnya menjadi dua lantai atau lebih diperlebar. Begitu juga bangunan pesantrennya karena lahan yang tersedia masih cukup luas.

Ketua Yayasan Al Muslih, Agung Taufiqurahman, menambahkan sejak pesantren berdiri, selama ini bangunan masjid yang ada hanya terbuat dari bambu dan kayu. Karena sekarang sudah memiliki bangunan masjid yang representatif, maka masjid berbahan bambu dan kayu jadi pusaka.

"Pengerjaan Masjid Al Muslih bisa selesai lebih kurang tiga bulan. Alhamdulillah kita akhirnya bisa mewujudkannya memiliki masjid yang permanen," kata Agung. (OL-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat