visitaaponce.com

Ayep Zaki Ingatkan Penyesuaian HET dan HPP Gabah-Beras Gairahkan Petani

Ayep Zaki Ingatkan Penyesuaian HET dan HPP Gabah-Beras Gairahkan Petani
H Ayep Zaki(Dok pribadi)

PEMERINTAH melakukan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) dan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras. Dengan adanya HET dan HPP gabah dan beras, akan memberikan kepastian harga pembelian gabah di para petani yang akan membuat gairah budi daya padi ini meningkat. 

Hal tersebut disampaikan anggota Bidang Pertanian, Peternakan, dan Kemandirian Desa DPP Partai NasDem, H Ayep Zaki, yang mendukung langkah pemerintah dalam melakukan penyesuaian HET dan HPP gabah dan beras. 

Pemerintah memang mematok harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp5.000 per kg dan di tingkat penggilingan Rp5.100 per kg. Kemudian gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp6.200 per kg dan di gudang Bulog Rp6.300 per kg. 

"Ini kabar baik untuk para petani dan harus terus dikawal supaya tidak ada lagi praktik harga pembelian gabah yang murah. Bahkan sempat terjadi harga gabah hingga Rp3.000 dan Rp3.500 per kg, sehingga membuat iklim yang sangat jelek di tingkat petani apabila diberikan harga yang terlalu rendah,” ungkap Ayep Zaki dalam keterangannya, akhir pekan lalu.

Ketua Dewan Pakar DPD Partai NasDem Kabupaten Sukabumi, Jabar itu juga menerangkan, dengan naiknya harga pembelian GKP dan GKG tersebut secara otomatis harga beras akan naik di pasaran. Dengan demikian perlu ada solusi atau instrumen pengendalian harga jual beras untuk konsumsi masyarakat, agar hal ini tidak menjadi kenaikan yang signifikan.

Ayep berpendapat, instrumen pembelian gabah yang sudah dinaikkan ini pun harus ditopang dan didukung dengan tingkat produktivitas gabah.

Menurut Bacaleg DPR RI dari Partai NasDem untuk Sukabumi Raya ini, tata kelola budi daya pada tingkat produktivitas menjadi peran yang sangat penting. Bagaimana caranya agar produktivitas meningkat sehingga bisa mencapai paling tidak di angka atau rata-rata mencapai tujuh ton per hektar untuk tanah atau sawah yang produktif.

"Jika hal itu tercapai dengan harga GKP Rp5.000 petani dapat menghasilkan Rp35 juta per hektare. Sudah bisa dipastikan para petani ini akan untung," tegas Ayep. 

Praktisi budi daya pertanian ini melanjutkan, dengan lahan yang produktivitasnya hanya empat ton, itu harus dinaikan menjadi lima ton, begitu seterusnya. Hal itu menjadi sangat penting untuk tata kelola budi daya padi dalam hal meningkatkan produktivitas. "Ini harus diupayakan. Ini menjadi tata kelola tersendiri dalam peningkatan produktivitas," tambah Ayep. 

Selain perubahan HPP, peningkatan produktivitas, hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas produksi. Untuk mengetahui hal tersebut harus ada uji laboratorium, yang memang menentukan dan sangat penting untuk pengamanan konsumsi masyarakat jika berbicara kualitas pangan.

Ayep mengusulkan bahwa tingkat konsumsi yang aman terutama residu pestisida harus ada yang menangani secara khusus. Terutama penanganan pembinaan kepada para petani supaya tidak berlebihan dalam penggunaan pestisida, dan penanganan kepada para petani agar produktivitas meningkat. (RO/O-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat