visitaaponce.com

ARSITEK Indonesia ditantang untuk menghasilkan mahakarya atau masterpiece di bidang arsitektur, jika mendapat kesempatan merancang gedung dan kawasan peribadatan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ada beberapa kelompok bangunan penting di area pusat pemerintahan nanti yang harus segera terbangun, setelah Presiden dan DPR RI  menetapkan Ibu Kota Negara Republik Indonesia resmi pindah ke Kalimantan Timur pada 2024 mendatang.

"Pusat kegiatan di IKN bergegas memenuhi berbagai fasilitas kegiatan yang menampung banyak orang untuk masyarakat di sana, di antaranya menyiapkan sarana tempat peribadatan bagi semua pemeluk agama. Dalam suatu kawasan khusus peribadatan, akan dibangun fasilitas ibadah yang sekaligus akan menjadi simbol kerukunan beragama di Indonesia," ujar Direktur Utama PT Kenari Djaja Prima, Hendra B Sjarifudin, dalam keterangannya, Kamis (13/4).

Menurut Hendra, keanekaragaman arsitektur bangunan di IKN akan sangat menarik, karena telah dirancang melalui proses sayembara arsitektur yang telah diumumkan pemenangnya. Dewan juri bersama Pemerintah menetapkan tiga pemenang yang akan berkolaborasi merealisasikan kawasan peribadatan ini menjadi salah satu ikon IKN Nusantara.
 
Majalah Asrinesia dan Kenari Djaja bersama Otorita IKN memublikasikan karya pemenang sayembara tersebut melalui sebuah seminar virtual tentang Kawasan Ibadah di Ibu Kota Nusantara, hari ini.

Seminar yang terbuka untuk umum ini juga didukung oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) karena menyebarluaskanan informasi karya arsitektur dari para arsitek anggota IAI. Seminar diikuti lebih dari 900 peserta yang terdiri atas arsitek, akademisi, kalangan pemerintah, dan umum dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Sambut Mudik Lebaran, Dinas Kesehatan Klaten Siagakan 60 Ambulans

Seminar virtual itu dapat disaksikan melalui aplikasi zoom dan di kanal YouTube Kenari Djaja. Selain Dirut PT Kenari Djaja Prima, turut hadir sebagai narasumber dalam seminar tersebut Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan Otorita IKN Mia Amalia dan Ketua Umum IAI Budi Yulianto.

Ketiga pemenang lomba menjelaskan pengalaman mereka dalam memenangi sayembara arsitektur yang diikuti ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Pemenang juga menceritakan kolaborasi mereka dalam merancang bangunan ibadah yang yang menjadi tanggung jawab mereka.

Arsitek Ardi Jahya dari tim PT Airmas Asri sebagai Team Leader mengerjakan seluruh kawasan peribadatan ini dan bangunan vihara, adapun Mei Mumpuni dari tim PT Wahana Reka Tekindo dan gabungan Titik Garis Bidang mengerjakan bangunan ibadah katedral dan kelenteng yang pasti menarik, sedangkan Andre Kusprianto dari tim PT Studio Cilaki Empat Lima dan gabungan APTA-SHAU mengerjakan gereja dan pura.
 
Kawasan peribadatan IKN terletak tidak jauh dari zona utama IKN yang berisi bangunan serta kegiatan rutin eksekutif, legislatif, dan yudikatif dengan seluruh pendukungnya.

"Kehadiran desain arsitektur rumah ibadah yang inovatif dan menarik, menjadi destinasi pariwisata religi dan arsitektur yang akan dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri," pungkas Hendra. (RO/I-2)