visitaaponce.com

AKB Yudha Tancapkan Sangkur dan Ancam Wartawan, Polda NTT Kirim Tim Investigasi

AKB Yudha Tancapkan Sangkur dan Ancam Wartawan, Polda NTT Kirim Tim Investigasi
Kapolda NTT Irjen Johni Asadoma mengaku sudah mengirim tim ke Nagekeo(MI/PALCE AMALO)

POLDA Nusa Tenggara Timur (NTT) mengirim tim investigasi ke Kabupaten
Nagekeo menyusul dugaan intimidasi oleh Kapolres Nagekeo Ajun Komisaris Besar Yudha Pranata terhadap warga.

Dalam sebuah dialog bersama warga pemilik tanah Pembangunan Waduk Lambo
di Desa Labolewa, Kecamatan Aesesa, Nageko belum lama ini, Yudha menancapkan sangkur ke meja, yang videonya kemudian viral di media sosial.

Dua minggu sebelumnya, beredar di media sosial tangkapan layar chat
WhatsApp Yudha yang berisi ancaman terhadap seorang wartawan
TribunFlores.com bernama Patrick Djawa. Ancaman terhadap wartawan
tersebut disampaikan dalam sebuah Group WhatsApp dengan nama 'Kaisar
Hitam Destroyer' yang anggotanya terdiri dari polisi dan wartawan.

Terkait dua persoalan tersebut, Kapolda NTT Irjen Johni Asadoma
mengatakan, telah mengirim tim investigasi ke Nagekeo yang terdiri dari
Propam, Reskrim dan Intel. "Mereka sedang bekerja sejak dua hari lalu,
hasilnya nanti kita umumkan," ujarnya.

Johni menegaskan, jika hasil investigasi menemukan ada perbuatan yang tidak sesuai ketentuan, Polda akan mengambil tindakan terhadap Yudha.  "Kita tidak boleh menuduh, tunggu hasil investigasi. Orang melakukan satu tindakan, pasti ada motif dan tujuannya. Mungkin caranya tidak bagus, tetapi tujuannya bagus," ujarnya.


Ancam wartawan

 

Kasus pengancaman terhadap wartawan berawal dari insiden pada 9 April
2023 di simpang jalan Aeramo-Marapokot, Kecamatan Aesesa, Nagekeo.

Ketika itu, mobil yang ditumpangi Yudha Pranata dan istri serta
ajudan dihadang oleh sekelompok pemuda yang sedang mabuk.

Selanjutnya, wartawan Patrisius Meo Jawa menerima informasi yang
menyebutkan tiga pemuda yang terlibat aksi penghadangan mobil kapolres
adalah cucu dari Ketua Suku Nataia. Di masa lalu, suku ini disebutkan
berjasa menyerahkan lahan untuk pembangunan gedung Kantor Polres
Nagekeo.

Patrisius kemudian menulis berita yang diterbitkan TribunFlores.com dan
PosKupang.com yang isi beritanya menyebutkan seorang pelaku yakni FJ,
adalah keponakan dari Ketua Suku Nataia. Di luar gugaan, akibat
pemberitaan tersebut, Suku Nataia tersinggung dan melaporkan Patrisius
ke polisi karena tulisannya dinilai mencemarkan nama baik Suku Natalia.

Sebelumnya, Yudha membenarkan grup WhatsApp Kaiasar Hitam/Destroyer
merupakan grup whatsapp miliknya. "Tujuannya untuk membina anak-anak muda Nagekeo yang tersebar di tujuh kecamatan. Bentuk pembinaan berupa pertandingan bola kaki, bola voli dan yang lain-lain," katanya menjawab mahasiswa yang menggelar unjuk rasa di Kapolres Polres Nagekeo, Selasa (25/4).

Pengunjuk rasa berasal dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit mencopot AKB Yudha Pranata dari
jabatannya menyusul kasus pengancaman wartawan tersebut.

"Saya kapolres Nagekeo di sini tidak lama, kalau mau copot saya sebagai
kapolres Nagekeo itu kewenangan kapolri dan saya selalu siap untuk
dipindahkan. Sekarang pun saya mau asalkan sesuai dengan prosedur,"
ujarnya.

Yudha juga sudah dilaporkan ke Propam Polri pada Kamis (27/4) oleh dua orang yakni atas nama Yohanes Blasius Doy bersama Petrus Selestinus. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat