visitaaponce.com

Telkom dan Universitas Teuku Umar Perkuat Startup di Aceh

Telkom dan Universitas Teuku Umar Perkuat Startup di Aceh
PT Telkom terus mendukung pertumbuhan dan peningkatan kualitas startup di daerah, termasuk di Aceh(ANTARA FOTO/Feny Selly)

PERINGATAN Hari Masyarakat Telekomunikasi dan Informasi Sedunia
(World Telecommunication and Information Society Day/WTISD) pada 17 Mei
2023 menjadi pendorong bagi terciptanya kesetaraan akses, termasuk dalam penciptaan startup digital se-Indonesia.

Hanif Muchdatul Ayunda, Ketua Koordinator Pusat Pengembangan Kewirausahaan Inkubator Bisnis Teknologi (IBT) Universitas Teuku Umar, Aceh, menyebutkan, SDM di kampusnya sebenarnya sudah relatif memadai dalam menyediakan layanan teknologi.

"Hanya akses, kesempatan kami di Aceh ini bisa dibilang masih kurang.
Terutama akses atas informasi, peluang, dan terutama permodalan dalam
penciptaan startup digital, yang masih sangat jauh dengan di Pulau
Jawa," katanya dalam siaran pers, Rabu (17/5).

Karenanya, ketika ada kesempatan kompetisi yang diadakan Belmawa Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemuda dan Olahraga, Universitas Teuku Umar mengirimkan banyak proposal bidang kewirausahaan. Hal tersebut menjadi acuan bahwa semangat kewirausahaan mahasiswa di UTU sangat tinggi.

Menurut Hanif, pihaknya juga sudah digandeng Dinas Koperasi dan UKM
Provinsi Aceh serta Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Aceh dalam sejumlah kerja sama terkait. Akan tetapi, untuk berkembang lebih luas pada program IBT belum bisa dilakukan lebih maksimal.

"Ini menjadi tantangan bersama karena sebenarnyakan startup itu tak ada
batasan jarak dan waktu. Semuanya bisa maju berkembang menyediakan
layanannya kepada seluruh dunia tanpa melihat lokasinya dari mana," sambungnya.

Dia mengapresiasi salah satu upaya PT Telkom untuk mengajak masyarakat
Aceh dengan sokongannya pada program terkait startup seperti IndigoSpace Aceh. Ini dinilainya mampu membuka mata generasi muda atas peluang hadirnya startup baru dari Aceh yang dapat mendunia. Sejauh ini telah ada 7 startup dari Tanah Rencong tersebut.

Mengacu data, sebaran usaha rintisan digital (startup) masih timpang
antara Pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa, sekalipun potensi sumber daya
manusia (SDM) sebetulnya sudah mulai seimbang. Riset Tech in Asia
menunjukkan, sepanjang 2022 lalu, hanya tiga startup dari luar Pulau
Jawa yang peroleh pendanaan dari total 264 pendanaan.

Ketimpangan terjadi ketika 205 startup tersebut berasal dari Jakarta.
Senada hal tersebut, venture capital ternama yakni East Venture dalam
Digital Competitiveness Index 2022 juga menyebutkan, hanya Kota Denpasar sebagai satu-satunya kota di luar Pulau Jawa yang memiliki peringkat daya saing digital.

Padahal, riset dari Deloitte menunjukkan, praktik inklusi dalam bisnis
memiliki dampak langsung terhadap performa perusahaan. Perusahaan yang
menduduki peringkat tertinggi pada ranah praktik inklusi bisnis memiliki arus kas 2,3 kali lebih tinggi dan 1,8 kali lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan.

Studi Deloitte di Australia menyebut kegiatan inklusi bisnis secara
keseluruhan diperkirakan mampu menambah PDB negara sebesar US$5miliar
(sekitar Rp78 triliun) setiap tahunnya.


PT Telkom


PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), melalui program Indigo sudah dan sedang akti membina startup seluruh Indonesia sejak 2013 lalu di Bandung.

Tak hanya dipusatkan di Pulau Jawa, pembinaan dilakukan melalui 16
IndigoSpace (pusat komunitas) dan 4 IndigoHub (pusat inkubasi) dengan
45.000 lebih IndigoSpace member seluruh Indonesia. Tercatat hingga akhir 2022 lalu, program Indigo sudah menginkubasi 206 startup dari 11
vertikal se-Indonesia.

Sekitar 12,6% atau 29 startup lulusan Indigo berhasil meraih pendanaan
lanjutan (follow-on-funding) dengan total pendanaan tahap pendanaan
tahap awal Rp71,8 miliar. Selain itu 1 startup telah mencatatkan diri sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia.

Nur Islami Javad, Vice President Startup Bandung, mengatakan, Indigo
juga rutin menyelenggarakan kegiatan yang mempertemukan startup dengan
perusahaan modal ventura ataupun investor lainnya, serta membantu
menghubungkan startup dengan calon investor.

Menurutnya, hal ini dilakukan guna menciptkan kesetaraan peluang bisnis yang ideal. "Sebab, data Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) pada akhir 2021 menyebutkan sudah ada 1.190 startup di Indonesia di akhir 2021. Sekitar 39% berbasis di Jabodetabek, dan lebih dari 70% dari seluruh startup tersebut berada di Pulau Jawa," katanya. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat