visitaaponce.com

Waduh Kota Bandung Kasus Tertinggi Sifilis di Jawa Barat

Waduh! Kota Bandung Kasus Tertinggi Sifilis di Jawa Barat
Ilustrasi - Berdasarkan skrining Dinas Kesehatan, Kota Bandung paling banyak kasus sifilis.(Antara)

KOTA Bandung menjadi daerah tertinggi di Jawa Barat atas temuan kasus sifilis atau raja singa. Hal ini berdasarkan data skrining penyakit sifilis yang dilakukan Dinas Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2018-2022.

Menurut Kepala Bidang P2P Dinkes Jabar, Rochady HS. Wibawa, skrining ini dilakukan di beberapa area tertentu di kabupaten dan kota yang ada di Jabar. Hasilnya, Kota Bandung tergolong paling tinggi kasus Raja Singga.

"Di Kota Bandung untuk pemeriksaan dilakukan di sekitar 29.552 pemeriksaan itu hasilnya memang 830 orang positif sifilis. Wilayah lain kita adakan pemeriksaan, cuman angkanya purkuatif sesuai dengan jumlah kepadatan penduduk, Kota Bandung paling tinggi," kata Rochady saat dihubungi awak media, Sabtu (10/6).

Baca juga : Dinkes Kota Bandung Tidak Miliki Stok Vaksin Covid-19

Ia menuturkan, skrining yang dilakukan untuk di Kota Bandung dan beberapa wilayah lainnya di Jabar baru di beberapa lokasi tertentu. Namun Ia meyakini bila skrining dilakukan secara menyeluruh, kasus yang ditemukan bisa lebih banyak dibanding data saat ini.

"Kota Bandung tergolong tinggi angkanya, paling tinggi. Tapi kan kalau kalau dilihat ini aktifnya di area lokalisasi. Kalau dilakukan (skrining) menyeluruh ke setiap rumah, ini angkanya bisa lebih tinggi," bebernya.

Sedangkan Depok angkanya tidak sebanyak Kota Bandung. "Depok dari 10.713 yang diperiksa hanya 3, Bekasi dari 8.548 itu 53. Kalau masalah tergolong kecil atau besar itu tergantung jumlah responden yang kita periksa," sahutnya.

Diakuinya, penanganan penyakit kelamin tersebut terus dilakukan oleh pemerintah pusat, Pemprov Jabar, dan kabupaten kota. Obat untuk menyembuhkan penyakit ini juga telah tersedia di puskesmas masing-masing daerah tinggal masyarakat datang dan berobat.

"Obat tidak masalah di Puskesmas sudah ada, di RS juga ada. Kami di puskesmas sudah ada dengan sesuai dengan SOP karena kalau lihat data dari 3.188 yang tercatat itu yang berobat masih sekitar 1.570 orang," ungkapnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat