Dokter Berhasil Keluarkan Peluru dari Satu Korban Penembakan di NTT
![Dokter Berhasil Keluarkan Peluru dari Satu Korban Penembakan di NTT](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/f4eff495569d358acede6c13f8614d0c.jpg)
TIM dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mengeluarkan peluru dari tubuh salah satu korban penembakan orang tak dikenal.
"Proyektilnya sudah kami amankan," kata Kasat Reskrim Polres TTU, Iptu Djoni Boro saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (23/9) pagi.
Saat ini, dokter masih berupaya mengeluarkan peluru dari tubuh dua korban lainnya. "Masih dua (korban) lagi sedang dilakukan penanganan untuk diambil (pelurunya)," lanjut Iptu Djoni Boro.
Baca juga: 3 Pemuda Ditembak Orang Tak Dikenal di Timor Tengah Utara
Seperti diberitakan tiga pemuda ditembak oleh orang tak dikenal saat kembali ke rumah dari menonton pameran dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kota Kefamenanu, ibu kota Timor Tengah Utara pada Jumat (22/9) malam.
Tiga korban yakni RS, DS, dan YL menderita luka tembak di tempat yang berbeda. RS ditembak di leher bagian kiri, sedangkan DS dan YL ditembak di punggung bagian kanan.
Baca juga: Kapolres Flotim Sambut Baik Praperadilan oleh ASN Terkait Kasus Narkoba
Menurut Iptu Djoni, penembak mengunakan senapan angin. Adapun situasi keamanan di daerah itu dilaporkan kondusif. "Penembakan dalam dalam lidik karena korban belum bisa kami ambil
keterangan, karena masih penanganan dokter," kata Dia. Polisi baru akan meminta keterangan dari korban setelah diberikan izin oleh pihak rumah sakit.
Adapun kasus penganiayaan di lokasi pameraan yang sama pada Kamis (21/9) malam, menurutnya, polisi telah menangkap empat terduga pelaku. Untuk kasus penganiyaan, total korban sebanyak 4 orang yakni YH, WK, RK, dan AH. Mereka menderita luka serius di bagian kepala, tubuh, dan tangan.
Untuk kasus penganiyaan, diduga dipicu oleh persoalan parkir. Petugas parkir dari kelurahan berbeda meminta yang parkir kepada empat pemuda tersebut yang juga peserta karnaval. Mereka bertugas membawa sound system untuk memeriahkan jalannya kegiatan tersebut. Hanya saja, saat akan memasuki lokasi pameran, mereka dipaksa membayar antara Rp5.000 untuk sepeda motor dan Rp10.000 untuk mobil.
Permintaan uang parkir tidak dituruti empat pemuda tersebut. Alasannya, mereka bagian dari peserta karnaval yang tidak perlu membayar karcis parkir. Selanjutnya, kendaraan mereka diparkir di luar lapangan yang kemudian berbuntut penganiayaan. (Z-3)
Terkini Lainnya
PBB Minta Israel Menghentikan Serangan Terhadap Fasilitas Medis di Gaza
Teroris Bersenjata yang Serang Gereja di Dagestan telah ‘Disingkirkan’
Seorang Pemuda di Kabupaten Merangin Tewas Ditembak Orang
Penembakan di Pinggiran Kota Detroit, 9 Terluka Termasuk 2 Anak-Anak
PM Slovakia Robert Fico Kembali Hadir di Publik Setelah Percobaan Pembunuhan
Seorang Pria Suriah Menembak Kedutaan AS di Libanon
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Kemenkes Dinilai belum Siap Implementasi SKP
Ini Dampak Buruk Alergi Susu pada Anak
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Ajarkan Anak Cara Tidur Berkualitas, Ada Tiga Tahapan
Ini Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan Terkini Diseksi Aorta
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap