visitaaponce.com

Kunjungi P4S Kuningan, Kementan Integrated Farming Bisa Tingkatkan Efisiensi

Kunjungi P4S Kuningan, Kementan: Integrated Farming Bisa Tingkatkan Efisiensi
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengunjungi P4S Hijrah Farm di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (29/9).(Ist)

PERTANIAN terintegrasi atau integrated farming yang diterapkan P4S Hijrah Farm, Kuningan, Jawa Barat, mendapat pujian dari Kementerian Pertanian. Sebab, integrated farming bisa meningkatkan efisiensi.

Hal itu disampaikan saat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDM) Kementan Dedi Nursyamsi saat mengunjungi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Hijrah Farm di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (29/9).

Dalam kesempatan itu, Kepala BPPSDMP didampingi Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Ajat Jatnika, Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi Yusral Tahir, dan Wadir Satu PLH Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor Rudi Hartono.

Tim diterima oleh Ketua P4S Hijrah Farm Aban Samsana dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Ahmad Juber. Hadir anggota P4S, petani, petani milenial, dan penyuluh di wilayah sekitar Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan.

P4S Hijrah Farm yang beranggotakan lebih dari 29 kelompok ini menerapkan integrated farming dalam produksi sehari-hari. Setiap kelompok terdiri atas sekitar 12 orang ini mengusahakan ternak sapi dan domba yang hasil limbahnya digunakan untuk pemupukan lahan sawah.

Subsektor peternakan memiliki peran yang strategis dalam sektor pertanian melalui penyediaan protein hewani (daging, telur, dan susu) terutama dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Selain itu, subsektor peternakan juga memiliki peran dalam penyediaan tenaga kerja baik di perdesaan maupun di perkotaan.

Semangat P4S Hijrah Farm sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang mengatakan kelompok-kelompok tani harus mengetahui potensi dan kelebihan masing-masing.

"Potensi yang dimiliki tersebut harus digali dengan baik, sehingga menguntungkan anggotanya secara ekonomi. Dan ini bisa menjadi kunci sukses kelompok tani, termasuk P4S," sebut Mentan beberapa waktu lalu.

Saat mengunjungi P4S Hijrah Farm, Kepala BPPSDMP berkesempatan berkeliling di area peternakan. Dia mengapresiasi P4S yang telah menerapkan integrated farming, di mana manajemen limbah yang diproses manjadi pupuk kandang dan pupuk cair, yang bernilai ekonomis dan selain mendapatkan keuntungan dari produk utama juga mendapat dari pemanfaatan kotoran ternak dan urine sapi. 


Baca juga: Harga Beras di Purwakarta mencapai Rp15 Ribu per Kilogram


Dedi menyampaikan, integrated farming berfungsi untuk meningkatkan efisiensi, di antaranya dengan cara menjual kompos untuk membeli pakan ternak. "Contoh integrated farming yang nyata adalah ketika kalian menanam jagung, yang dipanen adalah telur ayam. Bagaimana caranya? Dengan menggunakan jagung sebagai pakan ternak ayam, kemudian jadikan telur ayam itu yang dijual," ujar Dedi di sela-sela kunjungan di daerah Dusun Wage, Japara. 

Tanya jawab sempat terjadi antara Kepala BPPSDMP dan Ketua P4S Hijrah Farm Mohammad Aban Samsana. Menurut Aban, saat ini yang sedang diternakkan di P4S mencapai 30 ekor sapi. 

"Namun, pada beberapa musim tertentu, Hijrah Farm membeli sapi dari Jawa Timur sebelum Idul Fitri, dengan kapasitas kandang bisa memuat 500 ekor. Untuk kemudian kami gemukkan selama lima bulan dan dijual pada saat Idul Adha," terangnya.

Menanggapi itu, Dedi mengatakan, kadar konsentrat yang dibutuhkan untuk menggemukkan sapi sebanyak 16%. Sehingga harus betul-betul diperhatikan sumber proteinnya. Bisa menggunakan ikan yang dijadikan tepung. Terkecuali ternak ruminansia yang harus menggunakan hijauan.

Setelah itu, Aban membahas mengenai operasional kegiatan sehari-hari, dengan ternak sapi dan domba sebagai usaha utama. Aban mengaku jerami digunakan untuk sapi. "Dicacah dulu komposnya juga dibelah. Diberikan ke sawah," terang Aban.

Dedi menerangkan terkait teknis penampungan urine yang biasanya menjadi kesalahan pada peternak. "Ada penampungan urine. Penampungan ini dibuat miring sehingga langsung mengalir menuju pembuangan. Apalagi untuk sapi perah. Karena urinenya lebih banyak, tampung. Gunakan untuk POC karena kadar nitrogennya tinggi. Kalau urinenya berasal dari sapi yang birahi, menyusui. Atau bunting, hormonnya banyak. Dan itu merangsang tumbuhan lebih subur," papar Dedi.

Aban menambahkan bahwa hijauan pakan rumput dan hijauan pakan ternak, Konsentratnya digubakan untuk probiotik dan mineral blok. Selain ternak, P4S Hijrah Farm juga melakukan pembibitan yang ditanami indigovera dan semacamnya.

Di akhir kunjungan, Dedi menyampaikan kelebihan P4S yang memiliki banyak anggota kelompok. Ketika mengalami kesulitan pangan, dapat saling berbagi informasi. Dan ketika mengalami kesulitan penjualan hasil panen, bisa saling bersinergi. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat