visitaaponce.com

Wali Kota Semarang Berang Muncul Lagi Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Bocah

Wali Kota Semarang Berang Muncul Lagi Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Bocah
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berang dua bocah SD tewas dengan dugaan pelecehan seksual.(Freepik)

BARU dua pekan, dua kasus dugaan pelecehan seksual hingga mengakibatkan tewasnya korban bocah sekolah dasar (SD), membuat Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berang. Ia meminta pelaku dihukum berat agar kasus ini tidak terulang lagi.

"Saya minta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut, saya juga minta agar pelaku dihukum seberat-beratnya agar tidak lagi terjadi kasus pelecehan seksual terhadap anak," kata Hevearita Gunaryanti Rahayu Kamis (2/11).

Penanganan kasus seperti itu, kata Hevearita, diperlukan peran semua pihak. Tidak semata pemerintah, peran penegak hukum, warga masyarakat juga lingkungan sekolah diperlukan. "Sebagai seorang perempuan, saya menekankan peran ibu agar meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan," imbuhnya.

Baca juga: Bocah Tewas tidak Wajar di Semarang Diduga Korban Kekerasan Seksual

Dalam beberapa kasus kekerasan seksual, ungkap Hevearita, predator seksual itu justru dari orang terdekat. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah mengeluarkan program khusus untuk menerima aduan dan memberikan pendampingan terhadap para korban yang diberi nama Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM).

Dua kasus dugaan pelecehan seksual dengan korban siswi sekolah dasar (SD) menjadi sorotan. Kasus pertama terjadi Selasa (17/10), seorang bocah SD usia 7 tahun BSA warga Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, meninggal dunia di rumah sakit swasta di kawasan Citarum, Kota Semarang. Dokter yang memeriksa menemukan kejanggalan di tubuh korban yakni bagian dubur dan kemaluan.

Baca juga: Mensos: Ayah, Paman, Kakek Pelaku Rudapaksa Harus Dihukum Maksimal

Atas temuan itu kemudian dilaporkan ke kepolisian setempat. Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penyelidikan akhirnya petugas menangkap paman korban A, 22, yang mengakui telah melakukan pelecehan seksual kepada korban beberapa kali. Meskipun kematian korban menurut hasil visum karena gangguan pernafasan.

Kurang dari dua pekan, Rabu (1/11), dokter di rumah sakit menemukan dugaan kasus serupa terhadap DKW, 11. Siswi kelas 6 SD itu meninggal saat dilarikan ke rumah sakit, dokter memeriksa kembali menemukan kelainan pada dubur dan kemaluan korban diduga akibat pelecehan seksual, sehingga dilaporkan ke kepolisian setempat.

Polisi kembali turun tangan, selain membawa jasad korban ke RSUP Dr Kariadi Semarang untuk visum. Tiga saksi yang tinggal satu rumah yakni bapak, ibu, dan kakak lelaki korban diperiksa. "Setelah mendapat laporan kota langsung lakukan penyelidikan memeriksa saksi serta menggeledah rumah ditempati korban," ujar Kepala Polsek Semarang Timur Inspektur Iwan Kurniawan. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat