Sekelompok Warga Bandung Demo Tolak Penyebaran Nyamuk Wolbachia
![Sekelompok Warga Bandung Demo Tolak Penyebaran Nyamuk Wolbachia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/3539f6e38cd668b32d42ed726fd751eb.jpg)
SEKELOMPOK warga Kota Bandung yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Nyamuk (AMAN) berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) Jabar. Mereka memprotes pemerintah yang memaksakan menyebarkan nyamuk Wolbachia di Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Dalam aksinya, mereka memasang spanduk-spanduk berisi protes penyebaran nyamuk, yang diklaim pemerintah dapat mengantisipasi perkembangan nyamuk penyebab demam berdarah tersebut. Mereka beranggapan penyebaran nyamuk ini sudah meresahkan masyarakat dan bisa berujung pada tindak kriminal.
Mereka meminta Menteri Kesehatan (Menkes) menangkap kembali nyamuk-nyamuk yang sudah disebar tersebut, untuk kemudian diisolasi di rumah Menkes saja.
Baca juga: Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD di Yogyakarta
Ketua Majelis Adat Sunda, Ari Mulia Subagja saat melakukan aksi Senin (18/12), mengatakan kedatangan warga ini untuk menyampaikan aspirasi menolak penyebaran nyamuk wolbachia di sejumlah titik di wilayah Jabar, khususnya Kota Bandung.
“Kita harus menolak penyebaran nyamuk Wolbachia ini demi kemaslahatan bersama," ujar Ari Mulia Subagja.
Aksi ini diikuti sejumlah komunitas seperti Majelis Adat Sunda, Southland, Tentara Langit dan sejumlah masyarakat Kecamatan Ujungberung dan lainnya. Seperti diketahui sejak beberapa bulan lalu, pemerintah sudah melepaskan jutaan telur nyamuk di daerah Ujungberung, Kota Bandung. Padahal warga setempat belum mendapatkan sosialisasi mengenai program pelepasan nyamuk tersebut.
Baca juga: Warga Kupang Tolak Penyebaran Wolbachia, si Nyamuk Berdasi
Menurut Ari, aksi ini adalah sebuah aksi damai, untuk meminta penjelasan mengenai program penyebaran nyamuk Wolbachia. Mestinya program ini tidak dilakukan, karena tetap yang menjadi bahan percobaan adalah masyarakat.
“Karena ada beberapa contoh negara yang sudah disebarkan nyamuk ini, seperti Singapura. Memang awalnya DBD berkurang, namun setelah empat tahun, kasus DBD malah naik hingga 200 persen. Belum lagi dampak ekologi alam yang terganggu,” ungkapnya.
Sementara itu Mantan Menkes Siti Fadilah Supari di Kota Bandung beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa proyek nyamuk wolbachia ini semestinya tidak dilaksanakan di Indonesia.
“Masa rakyat kita mau dijadikan eksperimen, padahal banyak hal dari penelitian ini yang belum terungkap faktanya di lapangan, harusnya pemerintah berpikir lebih jernih,” terangnya.
Membatalkan proyek ini kata Siti Fadilah akan jauh lebih baik, karena yang akan jadi korban tetap rakyat Indonesia. Harusnya semua pihak lebih nasionalis untuk melaksanakan program kesehatan.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Peningkatan Kasus DBD bukan karena Wolbachia
Kasus DBD Naik, Menkes Minta Masyarakat tidak Panik
Teknologi Wolbachia Dianggap Terobosan Pengentasan DBD di Hulu
Wolbachia Tekan Jumlah Kasus DBD di Yogyakarta
Kemenkes Berencana Bangun Pabrik Telur Nyamuk Wolbachia. Dimana Lokasinya?
Nyamuk Wolbachia Akan Disebar di Jakarta Untuk Tekan Angka DBD, ini Lokasinya
Dengue Digital
Kemenkes Tegaskan Tak Ada Korelasi Keganasan DBD dengan Nyamuk Wolbachia
Waspada, Anak Usia 5-14 Tahun Terbanyak Kena Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue: Ancaman Nyawa yang Dapat Dicegah
Waspada! Cuaca tak Menentu Picu DBD
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap