visitaaponce.com

Lebaran, Hilal Terpantau dari Ketinggian 130 Mdpl di Unismuh Makassar

Lebaran, Hilal Terpantau dari Ketinggian 130 Mdpl di Unismuh Makassar
Pemantauan hilal(MI/Lina Herlina)

PEMANTAUAN atau rukyatul hilal awal bulan Syawal 1445 Hijriah, di Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa (9/4) dilakukan di Observatorium Lantai 18 Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Kota Makassar.

Pemantauan hilal dilakukan oleh Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel, bersama Unismuh sebagai tuan rumah, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar.

Karena berada di Unismuh, selain menggunakan teleskop milik BMKG, juga menggunakan dua doom (kubah pemantauan benda langit) dan tiga teropong canggih keluaran terbaru.

Baca juga : Kapan Lebaran Idulfitri 2024? Sidang Isbat Baru Digelar Besok

Ada pun hisab penentuan awal bulan Syawal, menurut Jamroni, Koordinator Bidang Observasi BMKG Wilayah IV Makassar tinggi bulan sudah berada sekitar 5° lebih dengan waktu pengamatan sekitar 27 menit.

"Meski kondisi saat ini hujan atau mendung, yang mengakibatkan kendala, dan akan sulit sekali untuk diamati, karena teropong tidak bisa menembus awan. Tapi untuk kriteria semua sudah terpenuhi," kata Jamroni.

Bahkan elongasi (sudut antara dua benda langit dilihat dari bumi, terutama sudut antara bulan dan matahari) sudah terpenuhi, yaitu 7,91,° bulan berada di sebelah utara - atas matahari.

Baca juga : Pemerintah Lakukan Sidang Isbat Idul Fitri Hari Ini, Kamis, 20 April 2023

"Jadi kemungkinan masih bisa diamati. Waktu matahari terbenam di 18.04.11 Wita, dan bulan terbenam 18.32.04 Wita. Di rentang waktu itu menjadi golden time untuk pengamatan. Jadi waktunya cukup lama untuk pemantauan," lanjut Jamroni.

Pemantauan hilal secara langsung di observatorium Unismuh Makassar ini adalah untuk pertama kalinya dilakukan dalam penentuan awal bulan Syawal. "Lokasi ini berada di atas 180 meter di atas permukaaan laut (Mdpl). Jadi ini cukup tinggi, karena biasanya kita lakukan di atas ketinggian 25 hingga 50 meter," tukas Jamroni.

Dan kesimpulan hasil rukyatul hilal, bulan berada di atas ufuk alias positif artinya hilal terlihat di wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, sehingga 1 Syawal 1445 Hijriah, jatuh pada Rabu (10/4).

Sementara Ketua Bidang Hisab Rukyat Sulsel Abbas Padil juga memastikan 1 Syawal jatuh pada 10 April 2024, setelah dilakukan pemantauan, di mana ijtimak 29 Ramadan (9/4), terjadi pada pukul 02.21 Wita, dengan ketinggian hilal 6° 33 menit, dan posisi hilal di 5° 19 menit utara matahari. (LN/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat