visitaaponce.com

Aktivitas Meningkat, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup

Aktivitas Meningkat, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup
Dalam satu bulan terakhir, aktivitas Gunung Slamet mengalami peningkatan menjadi ke level waspada. Jalur pendakian ditutup sementara(MI/Safuan)

AKTIVITAS Gunung Slamet mengalami peningkatan dari level I (normal) menjadi level 2 (waspada). Guna mencegah korban jiwa, jalur pendakian sementara waktu ditutup dan pendaki yang ada diturunkan. 

Pemantauan Media Indonesia Selasa (14/5) dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Gunung Slamet masih terlihat mengepulkan asap di bagian puncaknya. Selain itu getaran kegempaan masih fluktuatif.

Meski begitu, petani di lereng Gunung Slamet masih terlihat beraktivitas seperti biasa. 

Baca juga : Gunung Marapi Siaga Radius 4,5 KM Harus Steril, Agam dan Tanah Datar Waspada

"Kami sudah terbiasa menghadapi ini, sehingga kami tetap menggarap ladang meskipun ada getaran gempa yang kadang terasa serta cuaca dan suhu udara sedikit lebih panas," ujar Suryadi, 40, seorang petani sayuran di Kecamatan Pulosari, Pemalang.

Menurut Petugas Pengamatan Gunung Slamet, Muhamad Rusdi, Selasa (14/5) aktivitas gunung berapi tersebut mengalami peningkatan, jalur pendakian ditutup sementara. Aktivitas warga di lereng gunung tersebut tetap berlangsung normal, namun dilarang memasuki hingga radius 2 kilometer dari puncak gunung.

Ketua Tim Pengamatan Gunung Api PVMBG Heruningtyas Desi Purnamasari mengatakan Gunung Slamet telah mengalami kenaikan status dari level I (normal) ke level 2 waspada sejak sebulan lalu. Pasalnya gunung tersebut mengalami peningkatan aktivitas kegempaan yang cukup intens.

Baca juga : Gunung Slamet Naik Level Jadi Waspada, BPBD Banyumas Imbau Warga Tetap Tenang

Pada periode 1-15 April 2024, lanjut Heruningtyas, terjadi gempa embusan sebanyak 197 kali, kemudian periode 16-30 April 2024 intensitas gempa embusan meningkat sebanyak 701 kali dan 1-9 Mei 2024 terus meningkat menjadi 902 kali gempa embusan.

Selain itu, amplitudo dari gempa tremor  Gunung Slamet juga terus meningkat dari 0,5 hingga 3 milimeter pada periode 1-9 Mei 2024, kemudian meningkat mencapai 7 milimeter pada periode 10-11 Mei 2024. 

"Akibat kondisi ini status baik dari level I ke level 2 dan Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi menutup jalur pendakian," imbuh Heruningtyas.

Baca juga : Letusan Gunung Ibu Ciptakan Badai Petir Vulkanik

Sementara itu memasuki Minggu (12/5) jalur pendakian Gunung Slamet baik melalui jalur Bambangan dan Kaliwadas (Purbalingga), jalur Cemara Sakti Pulosari dan jalur Gunung Malang Clekataan (Pemalang), Jalur Baturraden (Banyumas), Jalur Guci (Brebes) serta jalur Sawangan (Tegal) ditutup untuk sementara waktu. Bahkan pendaki yang sudah berada di atas diturunkan.

"Jalur pendakian sementara ditutup dan yang sudah terlanjur berada di atas diturunkan karena adanya peringatan terhadap peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Slamet dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata Aryo, penjaga pos pendakian Gunung Slamet jalur Bambangan.

Berdasarkan data, kata Aryo, di jalur Bambangan terdapat sekitar 500 pendaki yang harus turun karena peningkatan aktivitas gunung tersebut,sedangkan seribuan pendaki urung baik karena gerbang jalur ditutup hingga waktu belum ditentukan. 

"Kami melibatkan tim SAR untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan aktivitas gunung," imbuhnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat