visitaaponce.com

Guru Besar Protes Pencopotan Dekan Fakultas Kedokteran Unair Surabaya

Guru Besar Protes Pencopotan Dekan Fakultas Kedokteran Unair Surabaya
Sejumlah sivitas akademika membentangkan poster saat aksi di halaman FK Unair, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/7).(Antara)

RATUSAN guru besar, dosen dan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Unair Surabaya, aksi simpati terhadap Prof. Dr. Budi Santoso yang dicopot dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unair oleh Rektor Unair Surabaya.

Aksi keprihatinan dilakukan di halaman Fakultas Kedokteran Unair, Kamis (4/7). Sejumlah guru besar turun dalam aksi tersebut, di antaranya mantan Rektor Unair, Prof. Dr. Puruhito.

Mereka menuntut agar Prof. Dr. Budi Santoso dikembalikan lagi dari jabatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unair Surabaya. Pencopotan tersebut dinilai tidak memiliki dasar yang kuat.

Baca juga : Pemberhentian Dekan Fakultas Kesehatan Unair Nodai Kebebasan Akademik

"Kembalikan jabatan dekan. Pencopotan ini tidak memiliki dasar yang kuat. Dekan tidak terlibat hukum, asusila dan tindak melawan hukum lainnya," kata Prof Dr, Puruhito dalam orasinya.

Puruhito mengatakan tindakan pimpinan Unair memecat Budi tidak sesuai dengan prosedur. Salah satunya dalam Pasal 53 Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 2014 Tentang Statuta Unair.

Pasal itu menjelaskan dekan atau wakil dekan di Unair bisa diberhentikan karena berakhir masa jabatannya, meninggal dunia, mengundurkan diri, sakit yang menyebabkan tidak mampu bekerja secara permanen.

Baca juga : Beri Dukungan pada Dekan FK Unair, AIPKI Minta Rektorat Tinjau Ulang

Pencopotan itu diduga, setelah Prof. Dr. dr. Budi Santoso Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga setelah menolak kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) soal naturalisasi dokter asing di Indonesia.

Profesor Bus, panggilan akrabnya, membenarkan, pesan pamitnya yang tersebar di WhatsApp memang dikirimnya di grup dekan, Rabu (3/7) sore, setelah menerima SK pencopotannya sebagai dekan. "Itu kan grupnya dekan ya. Ada grupnya dosen-dosen. Saya pamitan karena Surat Keputusannya saya terima tadi sekitar pukul 15.00 WIB," katanya.

Meski surat pemberhentiannya baru turun pukul 15.00 WIB, sebelumnya sudah ada pemberitahuan dari rektorat pukul 10.00 WIB. Dua hari lalu, Senin (1/7), ia juga dipanggil Prof. Dr. Mohammad Nasih Rektor Unair yang menyertakan alasan pencopotannya karena pernyataan Prof Bus, demikian panggilannya, ke media soal yang menolak naturalisasi dokter asing.

Baca juga : Sebelum Dipecat dari Dekan FK Unair, Budi Santoso Dipanggil Terkait Menolak Dokter Asing

"Prosesnya saya Senin (kemarin) dipanggil terkait dengan statement (pernyataan) tidak setuju dengan dokter asing. Terus akhirnya hari Rabu keluar SK-nya," paparnya.

Prof Bus mengatakan, bahwa seharusnya tidak mengeluarkan pernyataan yang berbeda dengan rektorat itu. "Kalau di SK tidak ada (alasan itu) tetapi dalam proses pemanggilan itu (dibilang soal alasannya)," ujarnya.

Pihak rektor Unair belum memberikan klarifikasi terkait pencopotan tersebut.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat