visitaaponce.com

Kemampuan Melobi Kuatkan Indonesia di Presidensi G-20

Kemampuan Melobi Kuatkan Indonesia di Presidensi G-20
Mayrianti Annisa Anwar(Dok pribadi)

PENUNJUKAN Indonesia untuk melaksanakan Presidensi G-20 pada 2022 sungguh membanggakan. Sebuah anugerah bagi Indonesia dapat memperlihatkan kepada dunia semangat Recover Together, Recover Stronger. Kita semua berharap rakyat Indonesia semakin kuat dan turut serta untuk pulih bersama pascapandemi. Tentunya, hal ini tidak mudah dapat langsung diterima oleh semua kalangan.

Berbagai kegiatan telah dan akan dilakukan dalam rangka Presidensi G-20 ini sesuai dengan agenda yang disusun oleh Kementerian Luar Negeri. Agenda yang disusun ini mengandung pilar dan prioritas dengan isu yang menarik seperti productivity, resilience stability, sustainable inclusive growth, collective global leadership, enabling environment and partnership. 

Agenda tersebut sangat bermanfaat bagi Indonesia agar dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan produk domestik bruto (PDB) nasional, memajukan pariwisata nasional dan pemulihan ekonomi, meningkatkan kemajuan pembangunan Indonesia, menarik investasi asing untuk pembangunan ekonomi hijau, serta meningkatkan kepercayaan dunia kepada Indonesia.

Isu-isu yang menarik ini dapat mengangkat Indonesia dengan kekuatan jejaring dan kolaborasi pada semua kalangan menjadi kegiatan prioritas. Banyak yang dapat dilakukan terutama dalam melakukan kesepakatan atau kerja sama.

Tantangan global

Kerangka unity in diversity menguatkan Indonesia dalam menghadapi tantangan global bersama-sama. Kerja sama yang dapat dilakukan di antaranya melakukan showcasing kemajuan dan dampak Indonesia di kancah global. Tidak hanya itu, rangkaian kegiatan meeting (deputies, ministerial, summit), kampanye keindonesiaan dan universalisme berbasis tiga isu prioritas, telah diglorifikasi agar G-20 menggugah kebanggaan dan sense of belonging masyarakat Indonesia selaku tuan rumah.

Salah satu kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah G-20 Research and Higher Education & the 1st G20 Research Ministers Meeting (the 1st G20 RMM). Kegiatan ini menekankan kepada konsep kerja sama kolaborasi riset. Ini merupakan langkah strategis yang dilakukan BRIN dalam menguatkan posisi Indonesia untuk melakukan manuver yang kuat. 

The 1st G20 RMM mengadopsi Declaration of G20 Ministers on Leveraging Research, Higher Education and Digitalization for a Strong, Sustainable, Resilient and Inclusive Recovery. Selain itu, ada pula kegiatan lainnya yang saling terkait, yaitu G20 Collaborative Research Scheme, G20 Research and Innovation Informal Gathering (G20 RIIG), G20 Science 20 (S20), G20 Research & Innovation Expo, dan the 3rd G20 Space Economy Leader.

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan terobosan baru dalam bidang riset. Langkah ini sangat tepat dilakukan mengingat BRIN adalah lembaga yang mempunyai sumber daya, sarana, dan kekuatan riset dasar sampai lanjutan serta pendanaan yang akan mendongkrak Indonesia dalam kancah dunia untuk pemulihan ekonomi.

Kemampuan melobi

Rangkaian kegiatan tersebut mengangkat digital, green, blue economy dengan tujuan pencapaian dan implementasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di negara-negara anggota G20. Diharapkan pencapaian ini nantinya menjadi pendorong utama untuk meningkatkan pembangunan sosial ekonomi, mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan mengatasi tantangan kontemporer seperti krisis energi, pangan, masalah lingkungan, kesehatan manusia, pemberdayaan perempuan dan pendidikan. 

Dengan demikian, kegiatan ini dapat berujung memperkuat kolaborasi penelitian negara-negara anggota G20. Oleh karena itu, kemampuan lobbying sangat dibutuhkan untuk menyampaikan informasi dalam melakukan kerja sama. Sebagai salah satu contoh, dalam rangka menguatkan jejaring dan kolaborasi antarkementerian/lembaga, swasta/industri/BUMN/pemerintah daerah, dan perguruan tinggi teknik ini sangat berguna untuk menggali lebih potensi yang dimiliki agar tercapainya tujuan. Di sinilah dibutuhkan kekuatan seorang pranata humas dalam menyampaikan informasi dengan menggunakan metode melobi.

Kemampuan melobi diperlukan agar mitra memahami program yang menjadi prioritas. Pemahaman bersama idealnya dilakukan terlebih dahulu dengan menentukan kepentingan kedua belah pihak. Setelah tahap pemahaman, berikutnya adalah mewujudkan kesepakatan dalam suatu kegiatan.

Untuk itu setiap pembahasan bisa menekankan kepada program Presidensi G-20 Indonesia; pertama, global collaborative research. Platform sebuah program yang mendukung prinsip-prinsip digital, green, blue economy. Program ini menguatkan pemanfaatan riset dan inovasi yang dimiliki Indonesia dalam melakukan penelitian.

Kedua, penguatan sumber daya manusia dalam researchers mobility program seperti visiting professor, visiting researchers, postdoctoral fellowship, degree by research yang bekerja sama dengan perguruan tinggi lokal dan internasional juga menjadi isu. Ketiga, meningkatkan potensi yang dimiliki mitra dalam tema Biodiversity Research and its Utilization; Effort to Cope with the Covid-19 Pandemic and its Surveillance; Alternative Technology for Disaster Management/Mitigation; Encouraging Open Data and Knowledge Without Border; dan Research on Digital Life and Artificial Intelligence.

Jejaring dan kolaborasi menjadi modal yang selayaknya dimiliki para pelobi. Agar lobi yang dilakukan berjalan baik, maka informasi, data, mental, dan kekuatan hukum menjadi syarat yang harus disiapkan sejak awal. Dengan demikian, kerja sama bidang yang dijadikan prioritas dapat mendukung tercapainya tujuan Presidensi G-20 Indonesia.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat