visitaaponce.com

Serba Serbi Flu Burung

Serba Serbi Flu Burung
Theresia Monica Rahardjo Direktur RS Unggul Karsa Medika dan Dosen Anestesi FK UKM(Dok Pribadi)

BEBERAPA minggu terakhir ini, flu burung menjadi topik berita terkini di beberapa media sosial. Bahkan ada yang menghubungkannya dengan kemungkinan terjadinya wabah seperti yang pernah terjadi di beberapa negara termasuk Hongkong sekitar tahun 2016 sampai 2017 lalu.

Flu burung (Avian Flu) merupakan penyakit yang disebabkan virus influenza tipe A dan ditularkan dari unggas ke manusia. Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menular pada unggas, baik unggas liar atau unggas peternakan seperti ayam, bebek, angsa dan burung. Walaupun demikian ada beberapa varian virus flu burung yang dapat berpindah dari unggas ke manusia, yaitu H5N1, H5N6, H5N8, H7N9, dan H10N3.

Penyakit ini dapat ditularkan bila seseorang menelan atau menghirup percikan cairan tubuh atau kotoran unggas yang terinfeksi. Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dengan tangan yang sudah terkontaminasi virus dari cairan tubuh atau kotoran unggas yang sakit.

Baca juga: Membangun Sinergi Komunitas Gerakan Islam Wasatiah

Gejala flu burung secara umum akan muncul dalam 2-5 hari setelah terpapar virus, meliputi demam, batuk, sakit tenggorokan, hidung berair dan tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, dan dalam kondisi berat dapat terjadi sesak napas, kejang dan gangguan syaraf.

Pada tahun 2003-2014 telah dilaporkan 56 kasus konfirmasi flu burung varian H5N1 dengan 37 kematian (CFR: 66,1%). World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa virus H5N1 telah menjangkiti 862 orang di seluruh dunia dan menyebabkan 455 kematian sampai tahun 2020. Pada tanggal 22 Februari 2023, terjadi kematian pertama akibat H5N1 di Kamboja, sampai tanggal 25 Februari 2023 sudah tercatat ada 58 kasus baru flu burung di negara tersebut.

Adapun beberapa cara pengobatan flu burung termasuk terapi plasma konvalesen dan obat-obat antivirus seperti osetalmivir dan sejenisnya, di mana obat-obatan ini harus diberikan dalam waktu dua hari setelah gejala muncul.

Diagnosis flu burung hampir serupa dengan SARS-CoV-2, karena merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan, yaitu dengan melakukan kultur swab (usap) hidung dan tenggorokan. Selain itu juga dengan tes PCR untuk mendeteksi keberadaan virus, tes darah untuk mengecek jumlah sel darah putih, dan foto rongga dada untuk mengetahui kondisi paru-paru penderita.

Pencegahan penularan flu burung terutama dengan mencegah terpapar virus. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencuci tangan, makanan daging atau telur unggas dimasak sampai matang, mengenakan masker arau pelindung diri terutama bagi peternak unggas, petugas medis dan keluarga pasien yang merawat pasien.

Kebersihan diri dan alat pelindung merupakan pertahanan pertama terpenting dalam mencegah penularan flu burung. Risiko tertular juga dapat dicegah dengan menjaga kondisi tubuh dan menjalankan pola hidup sehat. Kita sudah belajar banyak dari penyakit-penyakit virus sebelumnya. Tetap optimistis tetapi juga waspada.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat