visitaaponce.com

Kanker Payudara Tak Kenal maka Tak Aware

Kanker Payudara: Tak Kenal maka Tak Aware
dr. Ruby Valentine, SpKFR (Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik)(Dok Pribadi)

SETIAP bulan Oktober dunia memperingati bulan peduli kanker payudara. Berbagai gerakan dan kampanye yang identik dengan pita merah muda ini telah dimulai sejak tahun 1985 oleh  berbagai organisasi dan program kementerian kesehatan luar dan dalam negeri yang telah menginspirasi banyak orang untuk semakin peduli dan sadar akan isu kanker payudara ini. Tapi bagaimana sebenarnya kondisi kesadaran masyarakat mengenai kanker?

Menurut WHO, pada tahun 2020 terdapat 2,3 juta wanita di dunia yang terdiagnosa kanker payudara dengan 680.000 kasus kematian. Di akhir tahun 2020 terdapat 7,8 juta wanita yang hidup dengan kanker payudara selama 5 tahun terakhir, sehingga membuatnya menjadi kanker nomor 1 di dunia. 

Di Indonesia, berdasarkan data dari The Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) tahun 2018, jumlah kasus baru kanker di Indonesia mencapai 348.809 kasus dan jumlah kasus kematian akibat kanker mencapai 207.210. Angka ini diprediksi akan semakin meningkat pada tahun 2040, yaitu dengan kasus baru mencapai 580.000 kasus dan kematian akibat kanker mencapai 370.000 kasus. Berdasarkan diagram berikut, kanker payudara menempati urutan tertinggi di Indonesia (16.7%), diikuti oleh kanker serviks dan kanker paru.

IMG_256

Hal yang  perlu diwaspadai adalah banyaknya kasus kanker yang ditemui sudah stadium lanjut (III dan IV), termasuk kanker payudara. Ini merupakan indikasi bahwa kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya deteksi dini kanker payudara masih cukup rendah. Padahal kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang dapat dicegah atau diminimalisasi keganasannya jika ditemukan pada stadium awal. 

Kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari jaringan payudara, yang terjadi ketika sel-sel pada payudara membelah dan berkembang secara tidak terkontrol, hingga menginvasi atau menyerang jaringan tubuh sekitarnya. Pada kasus tertentu, kanker payudara yang terjadi pada seseorang dapat berkembang dengan lambat, tetapi pada individu lain dapat berkembang dengan cepat. Kebanyakan kanker payudara terjadi pada bagian duktus (saluran ASI) dan sebagian kecil pada bagian lobus (kelenjar payudara penghasil ASI).

Jenis kanker payudara secara umum adalah sebagai berikut:

  1. Kanker Payudara Non-Invasif, terdiri dari 2 jenis : kanker yang hanya berkembang pada bagian duktus (saluran ASI) atau biasa disebut Ductal Carcinoma In Situ (DCIS), dan kanker yang hanya berkembang pada bagian lobus (kelenjar ASI) atau yang biasa disebut Lobular Carcinoma In Situ (LCIS). 
  2. Kanker Payudara Invasif, merupakan kanker yang telah berkembang dan menyebar di luar duktus atau lobus ASI, tetapi masih dalam cakupan jaringan organ payudara. 
  3. Kanker Payudara Metastasis, yaitu telah terjadi penyebaran hingga pada bagian tubuh lain (di luar organ payudara). Jika sel-sel kanker ditemukan pada jaringan limfe (getah bening) di area lengan bawah (ketiak), kemungkinan besar kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain seperti tulang, hati, atau paru-paru.

Faktor Risiko

Apa saja faktor risiko (hal yang dapat mempengaruhi kemungkinan Anda terkena) kanker payudara ini? Faktor risiko yang pertama adalah yang tidak dapat dikontrol, yaitu : wanita, usia (risiko meningkat seiring dengan pertambahan usia), riwayat keluarga yang menderita kanker, hormon (jika siklus menstruasi dimulai pada usia sebelum 12 tahun, proses menopause (setelah usia 55 tahun), dan riwayat tumor sebelumnya. 

Faktor risiko yang kedua adalah yang dapat dikontrol, yaitu berkaitan dengan hormonal : penggunaan terapi pengganti hormon estrogen (sulih hormon) yang berkepanjangan (5 tahun/lebih) atau  mengkonsumsi pil atau suntik KB dalam jangka waktu lama, mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun, tidak mempunyai anak, tidak menyusui, makanan dengan kadar lemak yang tinggi, konsumsi alkohol, paparan asap rokok, serta kurangnya aktivitas fisik atau olahraga. 

Tanda dan gejala. Waspadai bila terdapat keadaan sebagai berikut: tampak perubahan bentuk atau ukuran payudara, terdapat lekukan pada kulit, kulit jeruk, tampak luka, kulit memerah atau panas, penebalan pada kulit payudara, puting payudara mengeras, keluar cairan dari puting payudara, pertumbuhan pembuluh darah vena yang jelas pada payudara, atau teraba benjolan baik lunak maupun keras.

Deteksi Dini.

Perlu sekali bagi setiap wanita yang telah mengalami menstruasi untuk melakukan SADARI (perikSA PayuDAra sendiRI) secara rutin 1 minggu setelah haid terakhir setiap bulannya, untuk mewaspadai tanda dan gejala di atas. Jika Anda sudah menopause, lakukan SADARI pada tanggal yang tetap setiap bulannya, seperti setiap tanggal 1. 

Kemudian untuk wanita berusia 40 tahun keatas perlu melakukan SADANIS (perikSA payuDAra kliNIS) satu kali setiap tahun oleh dokter atau professional kesehatan. Jika dokter menemukan hal-hal yang mencurigakan, Anda akan dirujuk untuk dilakukan pengujian lebih lanjut (seperti mamografi, USG, atau biopsi). 

Skrining yang tepat yaitu dengan menggunakan alat USG (untuk usia di bawah 40 tahun) dan Mamografi (usia 40 tahun ke atas) sebaiknya satu kali dalam setahun. Mamografi dapat mendeteksi tumor atau kanker pada payudara, bahkan pada ukuran yang sangat kecil (0,2 mm). 

Deteksi dini secara rutin sangat penting dilakukan walaupun tidak ada tanda dan gejala yang dijumpai terkait kanker payudara. Ikuti program skrining yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau Kementrian/DInas Kesehatan di wilayah kita berada. Melalui deteksi dini, banyak jiwa dapat diselamatkan dari bahaya kanker payudara stadium akhir yang mengancam.

Terapi kanker payudara dapat berupa terapi tunggal atau kombinasi bergantung pada stadium atau tingkat keparahannya. Terdiri dari pembedahan (lumpektomi atau masektomi), radioterapi, atau obat-obatan untuk membunuh sel kanker dan mencegah penyebaran, seperti terapi hormon, kemoterapi, atau terapi targeted biologis. Perlu diketahui bahwa pola terapi pada tiap individu dapat berbeda bergantung pada respon dan sensitivitas perorangan.

Take home messages. 

Pencegahan dan deteksi dini adalah hal terpenting untuk menghadapi tantangan penyakit kanker payudara ini. 
Mari lakukan: 

  1. Biasakan gaya hidup sehat yaitu aktif berolahraga 3-5 kali seminggu, jaga berat badan ideal, perbanyak makanan tinggi serat (bahwa fitoestrogen atau horman tanaman pada sayur-sayuran dan kedelai dapat memproteksi dan memperlambat  terkena kanker), hindari asap rokok, no alkohol, dan  menyusui ananda. 
  2. Ketahui tanda dan gejala kanker payudara. 
  3. .Lakukan deteksi dini (skrining) secara rutin sesuai dengan uraian di atas. Kita bertanggung jawab atas kesehatan payudara kita sendiri.  Jangan pernah takut untuk memeriksakan, semakin dini ditemukan maka semakin besar harapan hidup kita dengan pengobatan yang benar. 

Selalu semangat sehat, karena keluarga tersayang pastinya sangat membutuhkan kita. 
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat