visitaaponce.com

Pohon Investasi untuk Bumi

Pohon Investasi untuk Bumi
(Dok. Pribadi)

HARI Pohon Sedunia atau World Tree Day diperingati setiap tahun pada tanggal 21 November. Tujuannya untuk memperingati pentingnya pohon serta sebagai wujud kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Fenomena pemanasan global dan bencana ekologis menuntut keseriusan setiap negara untuk mengantisipasi, beradaptasi, dan memitigasi terhadap perubahan iklim. Salah satu bentuk nyata itu ialah menanam pohon.

Pohon merupakan simbol dan sumber kehidupan semua makhluk hidup. Pohon menjadi simbol penyatuan Tuhan-manusia-alam. Sang Khalik membuat perumpamaan kalimat yang baik; pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya untuk manusia, agar mereka selalu ingat.

Kini di tengah era pemanasan global, pohon menjadi primadona, ikon penyelamat bumi dalam memitigasi perubahan iklim. Berbagai perayaan atau peringatan seringkali dipuncaki dengan kegiatan menanam pohon bersama. Seruan untuk menanam pohon, ialah ajakan kebajikan untuk memulihkan alam dan mencegah kemungkaran berupa kebencanaan. Lalu, langkah apa yang harus dilakukan?

Pertama, kisah kehidupan ini, terbentuk ketika pohon tumbuh membuat bumi (kota) menjadi hijau, menyediakan oksigen dari proses fotosintesis daun untuk bernapas, akar menyimpan air kesuburan, sumber pangan dan obat-obatan, serta habitat satwa liar. Pohon menghadirkan aktualitas atas siklus entitas kehidupan manusia, hewan (fauna), dan tumbuhan (flora).

Bunga dan buah memberikan keindahan lingkungan, plasma nutfah sumber pangan dan bahan farmasi bernilai ekonomi tinggi. Batang pohon yang kukuh, dahan dan ranting yang kuat, telah menjadi rumah habitat dan tempat berkembang biak beragam satwa liar. Akar pohon yang menghujam ke dalam tanah mencegah tanah longsor, serta menyerap dan menyimpan air sebanyak-banyaknya untuk meredam banjir dan sebagai cadangan air tanah di musim kemarau. Sang Khalik mengumpamakan tauhid bagaikan sebuah pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit dan memberikan buahnya setiap musim.

Kedua, pohon merupakan aset, potensi, dan investasi bumi (kota) jangka panjang. Menanam pohon, sama artinya menjamin kelangsungan hidup kita dan kota di bumi ini. Ia telah lama menyumbangkan jasa lingkungan kepada bumi. Kanopi pepohonan meneduhi dan menyejukkan iklim mikro serta menurunkan suhu warga dan kota. Dedaunan menyerap karbon dioksida (CO2) dan gas polutan. Dan melalui proses fotosintesis, daun-daun melepaskan oksigen (O2).

Satu pohon besar berdiameter batang 30-50 sentimeter dengan tinggi 15-20 meter mampu menyerap CO2 2,3 kilogram per jam (55,2 kilogram per hari) dan menghasilkan O2 1,7 kilogram per jam (40,8 kilogram per hari). Rata-rata satu orang dewasa memerlukan O2 sebanyak 2,9 kilogram per hari. Berarti satu pohon bisa melayani O2 bagi 14 orang. Jika 1,4 kilogram O2 seharga Rp600 ribu, satu orang harus membayar jasa lingkungan ke pohon sebesar Rp1,249 juta per hari (Rp37,47 juta rupiah per bulan; Rp449,64 juta per tahun) untuk bernapas.

Ketiga, pohon perlu dipelihara, dirawat, serta dilindungi kelestariannya. Pohon ditempeli pin nomor dan titik koordinat pada batangnya. Peta lokasi dan data kondisi terkini mempermudah petugas untuk mengetahui status pohon (sehat, sakit, akan tumbang) dan memberikan rekomendasi tindak lanjut (dijaga, dirawat, ditebang, diganti pohon baru).

Penanaman pohon mensyaratkan jenis pohon (pantai, dataran rendah, pegunungan), fungsi (ekologis, ekonomi, estetis, arsitektural, evakuasi), ketetapan cara (standar keamanan, keselamatan, kenyamanan), pengadaan perbanyakan (biji, stek, cangkok), waktu penanaman (musim hujan, kemarau). Lalu, pemilihan, penyediaan dan pendistribusian (pemassalan), serta teknik perawatan dan pemeliharaan (pemangkasan, pemupukan, perbanyakan).

Keempat, kota harus memberi tempat tumbuh kembang layak bagi setiap pohon di bumi. Untuk itu, perlu meningkatkan kesehatan pepohonan, kelembaban dan kesuburan media tanam, ketersediaan dan kualitas air, serta keanekaragaman hayati.

Pemerintah kota dituntut memiliki standar kerja, kompetensi pekerjaan, dan tenaga pengawas pohon dan pelaksana pemeliharaan pohon besertifikat. Pemangkasan dahan, pembentukan percabangan batang, dan penebangan pohon dilakukan melalui prosedur standar operasional yang jelas dan ketat. Unit reaksi cepat tanggap yang siap siaga 24 jam, diperlukan untuk mengatasi pohon tumbang terutama di musim pancaroba dan penghujan.

Kelima, eksistensi pohon melahirkan kenyamanan dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia. Karena itu, kita butuh pohon agar hidup manusia nyaman dan bahagia. Memahami bahasa pohon merupakan salah satu unsur budaya yang penting sebagai produk kebudayaan yang lahir dari konstruksi sosial kedekatan manusia dengan alam. Kelestarian pohon akan sangat bergantung kualitas kebudayaan manusia yang hidup di sekitarnya. Bukankah pohon yang berbunga warna-warni, berkelopak indah, menebarkan aroma harum mewangi, membuat kita menjadi tenang, senang, dan ingin dikenang. Semoga.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat