visitaaponce.com

TMMIN Tanam Rp2,5 Triliun untuk Produksi Toyota Yaris Cross Hybrid

TMMIN Tanam Rp2,5 Triliun untuk Produksi Toyota Yaris Cross Hybrid
(MI/NURTJAHYADI)

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menundang sejumlah wartawan untuk menyaksikan langsung proses produksi kendaraan elektrifikasi terbarunya, Toyota Yaris Cross di pabrik TMMIN Plant 2 Karawang, Jawa Barat, Senin (7/8).

Toyota Yaris Cross yang meluncur di Indonesia pada Mei lalu dan merupakan kendaraan elektrifikasi kedua yang diproduksi secara lokal setelah Kijang Innova Zenix Hybrid.

Untuk memproduksi Toyota Yaris Cross, TMMIN telah mengucurkan investasi sekitar Rp2,5 triliun untuk menyiapkan lini produksinya. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Direktur TMMIN J Nandi Julyanto di Karawang, Senin, (7/8), di sela-sela acara Yaris Cross Plant Tour.

Baca juga: Kencan 'Short Time' dengan Yaris Cross Hybrid

"Untuk new model atau benar-benar baru ya atau model change itu rata-rata (menelan investasi) sekitar satu sampai dua T (triliun). Khusus untuk Yaris Cross sekitar Rp2,5 trliun," ujar Nandi.

Investasi tersebut menurut, Nandi, mencakup penambahan line baterai baru, hingga line welding khusus yang baru. "Karena semua ga bisa di-'mix', perlu line welding khusus untuk line model tersebut (Yaris Cross Hybrid)."   

Nandi menambahkan bahwa TMMIN juga investasi di beberapa pemasok TMMIN, berupa peralatan khusus (tools), dan dies (alat cetak plat). Oleh karena itu nilai investasinya menjadi lebih besar dibandingkan dengan investasi new model non hybrid.

Baca juga: Pemerintah Menargetkan 22.000 Unit Yaris Cross Mulai Diekspor dari Karawang

Mantan Wakil Presiden Direktur TMMIN ini juga memaparkan bahwa untuk urusan kapasitas produksi Plant 1 dan 2 TMMIN Karawang yang juga memproduksi Innova, Fortuner, Vios, Veloz untuk pasar domestik dan ekspor, Avanza ekspor, Yaris domestik, dan Calya ini mencapai 257.000 unit per tahun. Namun kapasitas produksi saat ini baru dijalankan 70-80 persen. Sehingga masih bisa ditambah untuk mencapai kapasitas maksimalnya.

Namun khusus untuk Yaris, menurutnya, saat ini kapasitas produksinya di Plant 1 sudah mencapai sekitar 90 persen. Sehingga TMMIN belum ada rencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya sampai dengan 2025 mendatang. Langkah yang dilakukan saat ini adalah memaksimalkan kapasitas yang tersisa dan lebih ke arah efisiensi.

TMMIN juga terus berupaya untuk mendorong pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui jalinan kerja sama dengan semua pihak. Pasalnya, untuk urusan baterai dari raw material sampai bisa digunakan untuk kendaraan listrik, harus melewati beberapa tahap.

"Mulai dari raw material tambangnya, kemudian smelter, pembuatan anoda-katoda, kemudian sel baterai, lalu baru assy pack-nya. Hal itu tidak bisa dilakukan oleh Toyota sendiri, kami harus bekerja sama dengan pihak-pihak lain," jelasnya.

Untuk saat ini, lajut Nandi, pihaknya sudah bisa menangani pembuatan battery assy pack-nya, Berupa casing baterai yang fungsinya untuk menempatkan rangkaian sel-sel baterai dan perangkat battery management system agar sesuai dengan desain kendaraan listrik yang akan digunakan. Proses ini membuat Tingkat Kandungan Dalam Negeri komponen baterai mencapai 20-30%. 
 
Lokalisasi

Wakil Presiden Direktur TMMIN Bob Azam mengatakan bahwa Toyota sudah hadir di Indonesia sejak lama dan selalu terus turut membangun ekosistem otomotif di sini.

Mengenai lokalisasi untuk komponen dan produksi kendaraan listrik, kata Bob, untuk memang sudah menjadi bagian rencana TMMIN ke depan karena kita ketahui bahwa masalah terbesar elektrifikasi adanya di supply chain (pasokan bahan baku dan komponen) yang sekarang hanya dikuasi beberapa negara.

"Jadi kalau kita nggak lokalisasi nanti supply chain nggak secure. Kita harus lokalisassi. Tapi, untuk lokalisasi itu ada economic scale-nya, misalnya untuk kapasitas 100.000 unit kita ada komponen yang kita lokalisasi," katanya.

Toyota selalu menjalin kerja sama untuk pengembangan baterai ini, di Jepang ada dengan Panasonic, dan lain-lain. "Tapi bagaimana kita bisa meng-create market. Ini penting, dan market kita untuk kendaraan listrik ini sudah 6 persen," jelas Bob.

"Kenapa kenaikan market kami cukup tajam, antara lain karena kita meluncurkan Innova Zenix dan Yaris Cross yang menggunakan mesin hybrid, selain juga ada model lain yang BEV," jelas Bob.

Untuk di Indonesia, kata Bob, populasi kendaraan listrik masih didominasi hybrid, dengan komposisi 60 persen, sedangkan 40 persennya adalah BEV (Battery Electric Vehicle). (Cdx/Ant/S-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat