visitaaponce.com

Butuh Kolaborasi Banyak Pihak Memberantas Pelumas Palsu

Butuh Kolaborasi Banyak Pihak Memberantas Pelumas Palsu
Talkshow interaktif membahas pelumas palsu yang digelar Aspelindo di Jakarta, Kamis (24/8).(Ist)

PENGGEREBEKAN pabrik pelumas di Sidoarjo, Jawa Timur, belum lama ini membuktikan kasus pemalsuan pelumas masih marak di Tanah Air, bahkan semakin profesional serta dengan jumlah yang masif. Kasus pengungkapan itu juga bukan yang pertama kali. Tahun lalu sempat terjadi pemalsuan beragam merek pelumas di kawasan Jakarta Utara dan Tangerang.

Pihak kepolisian enggan mengungkapkan jika ada mafia terilbat di dalam pemalsuan pelumas, padahal semakin hari para pelaku kian profesional. Kemasan produk palsu bahkan hampir tidak bisa dibedakan lagi, apalagi buat orang awam.

Kasubdit 1 Bareskrim Polri Kombes Pol Indra Lutrianto mengatakan ada banyak pihak terlibat di dalam kasus pemalsuan seperti pengungkapan kasus yang terjadi di Jawa Timur, April lalu. 

"Di dalamnya ada persekongkolan beberapa orang, baik itu perusahaan produsen resmi dan pemain palsu, itu yang kami ungkap kemarin di Sidoarjo. Ada pemilik asli dan pemain palsu," ujar Indra dalam acara diskusi Upaya Bersama Memerangi Pelumas Palsu yang digelar Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) di Jakarta, Kamis (24/8).

Padahal, lanjut dia, sanksi untuk produsen atau pembuat pelumas palsu sudah cukup berat, karena dapat dikenakan pasal berlapis, yakni UU Perindustrian, UU Perlindungan Konsumen, dan UU Merek. 

Ia menegaskan belum bisa berkomentar terkait apakah pihak terlibat bisa disebut sebagai mafia. Menurutnya, kasus pemalsuan pelumas baru terjadi dua kali di 2023. Indra berharap kerja sama semua pihak, baik dari konsumen maupun produsen, untuk melaporkan jika menemukan kasus pemalsuan.


Baca juga: Honda Berhasil Jual 1.992 Mobil Baru di GIIAS 2023


Wakil Ketua Umum Aspelindo Yomie Harlin mengakui bahwa penangkapan kasus pemalsuan oleh kepolisian cukup membantu meredam pemalsuan. Menurutnya, saat pemalsuan mereda, permintaan justru kembali meningkat ke produk asli. "Kita rasakan sekali fungsi pengawasan," ungkap dia di kesempatan sama.

Ia pun menyatakan Aspelindo siap berkolaborasi dengan pemerintah, aparat, dan stakeholder lainnya untuk memerangi peredaran pelumas palsu yang kian marak. "Pasalnya pemalsuan produk bukan hanya merugikan konsumen, tetapi juga kami sebagai produsen," tegasnya.

Ketua Umum Masyarakat Pelumas Indonesia (Maspi) Tri Yuswidjajanto Zaenuri melihat konsumen sangat rentan menjadi korban pelumas palsu secara langsung. Hal ini disebabkan ketidaktahuan dan ketidaktelitian mereka ketika berhadapan dengan kemasan yang nyaris sama dan sulit dibedakan. 

Hal itu membuat konsumen salah pilih dan akhirnya terjerumus ke dalam penggunaan pelumas palsu yang berdampak panjang pada kendaraan. "Pelaku pemalsuan ini semakin canggih saja. Mereka terus belajar untuk memalsukan produk semirip mungkin. Kemasan sama, segel juga ada, malah barcode juga ada, di-scan pun muncul web resmi perusahaan," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Bengkel Otomotif UMKM Indonesia (PBOIN) Hermas Prabowo berharap pihaknya sebagai ujung tombak penjualan pelumas kepada konsumen langsung juga diajak bersama untuk mengedukasi para pengguna kendaraan agar memilih produk pelumas asli.

"Terus terang kami sebenarnya yang paling tahu mana pelumas asli dan yang palsu, yang paling mudah membedakannya karena harganya jauh lebih murah. Konsumen juga sangat mempercayai kami, apa yang kami rekomendasikan," kata Hermas.

Ia khawatir bukan cuma keberadaan oknum distributor yang nakal dengan mencampur produk asli dengan palsu, tetapi pengusaha bengkel yang tidak jujur juga semakin menyulitkan untuk memerangi kasus kejahatan tersebut.  (I-2)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat