visitaaponce.com

Usman Hamid Desak Kapolri Usut Internal Terkait Peretasan Karyawan Narasi TV

Usman Hamid Desak Kapolri Usut Internal Terkait Peretasan Karyawan Narasi TV
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid(MI/ Susanto)

DIREKTUR Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mendesak Polri mengusut peretasan terhadap data Najwa Shihab dan karyawan Narasi TV. Menurut dia, peretasan tersebut harus jadi perhatian khusus Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Saya kira yang harus diperhatikan harus diusut oleh kepolisian termasuk siapa saja apakah ada pejabat, anggota kepolisian yang terlibat dalam peretasan tersebut," kata Usman, Selasa (27/9)

Usman menambahkan, berdasarkan informasi yang ia terima, Narasi TV diserang karena mengkritisi kepolisian dalam kasus Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dan Irjen Ferdy Sambo.

"Saya kira kalau kepolisian tidak proaktif dalam kasus ini, maka kecurigaan publik kepada polisi makin tinggi," tandasnya

Pasalnya, jelas Dewan Pakar Peradi tidak mungkin peretasan terhadap Najwa Shihab dan karyawan Narasi TV dilakukan oleh sekelompok hacker yang swasta. Makanya, Usman mendesak Polri untuk mengusut tuntas aksi pelaku peretasan.

"Itu tidak mungkin sekali peretasan dalam kasus Narasi ini dilakukan oleh sekolompok hacker yang swasta. Jadi kita juga desak kepolisian untuk ambil langkah proaktif mengusut siapa penyerangnya," ujarnya.

Langkahnya, kata dia, kepolisian proaktif untuk mengusut siapa akun-akun pribadi dari pekerja Narasi itu. Kalau dilihat lebih detil, bahkan informasi yang beredar itu serangan terhadap Narasi ini diduga dilakukan oknum dalam kepolisian. 

"Saya kira dari Divisi Informatika atau Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mungkin perlu ditelusuri, karena diduga dilakukan oleh pejabat teras kepolisian melalui pemanfaatan rekanan-rekanan internal kepolisian, terutama perusahaan jasa telekomunikasi itu," ungkapnya.

Kedepan, Usman menegaskan hal ini tidak boleh lagi terjadi dan dibiarkan aksi peretasan terhadap data pribadi masyarakat. Tentu, perusahaan-perusahaan penyedia jasa jaringan komunikasi yang digunakan perangkatnya oleh para pekerja Narasi harus bekerja sama dan ikut secara proaktif membongkar penyerangan siber itu.

"Termasuk, mereka harus membuka dan bekerja sama apakah ada keterlibatan orang orang kepolisian menyerang akun akunnya pekerja Narasi," pungkasnya. (OL-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat