visitaaponce.com

Kepala BNPT Bicara Soal Kiblat Terorisme Dunia dan Indonesia, Singgung Soal IS Hingga Al-Qaeda

Kepala BNPT Bicara Soal Kiblat Terorisme Dunia dan Indonesia, Singgung Soal IS Hingga Al-Qaeda
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza(MI/SETPRES LUKAS)

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza membeberkan fakta mencengangkan pada Rapat Kerja Pemerintah (RKP) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (7/6).

Pada kesempatan tersebut, pucuk pimpinan lembaga penanggulangan terorisme itu secara gamblang membeberkan kiblat besar gerakan terorisme dunia.

"Saya perlu laporkan, di dunia saat ini ada dua kutub besar kelompok terorisme yang menjadi kiblat teroris di planet Bumi ini, yakni Al-Qaeda serta Negara Islam Irak dan Suriah (IS)," kata Rycko, dikutip Kamis (8/6).

Baca juga: Singgung Soal Deradikalisasi Napiter, BNPT Minta Anggaran 2024 Naik Rp456 Miliar

Kelompok teroris yang berkiblat pada Al Qaeda umumnya lebih sering menyerang simbol-simbol barat, seperti serangan bom yang terjadi di Bali pada 2002 lalu.

Di Indonesia, kelompok ini beraktivitas menggunakan nama Jemaah Islamiyah (JI), yang telah bermetamorfosis ke beberapa kelompok.

Sementara kelompok teroris yang berkiblat pada IS, umumnya menjadikan aparat negara, seperti TNI dan Polri, serta tempat-tempat ibadah sebagai target mereka.

Baca juga: PDIP Usul Kepala BNPT dan BNN Dijabat Minimal Jenderal Bintang Empat

Salah satu contoh terorisme yang berkiblat kepada IS ialah Jamaah Ansharut Daulah dan Mujahidin Indonesia Timur.

Rycko menyampaikan jaringan dua kelompok teroris tersebut di Indonesia semakin besar, ditandai dengan semakin gencarnya penindakan yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror.

"Ada kesan dan anggapan bahwa kelompok Jemaah Islamiyah ini sudah tidak ada lagi. Namun, sebenarnya mereka sedang melakukan konsolidasi, pola rekrutmen, meningkatkan kemampuan dan menggalang dana," ujarnya.

Hal itu dibuktikan dari penangkapan terduga teroris yang berafiliasi dengan kelompok tersebut di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam beberapa waktu terakhir.

"Ini menunjukkan jaringan itu terus melakukan konsolidasi, mempersiapkan, dan apabila mereka sudah siap, sumber daya sudah cukup, mereka akan melakukan tindakan," tutupnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat