Tiket Cawapres Airlangga Dinilai bakal Redam Kisruh Internal Golkar
![Tiket Cawapres Airlangga Dinilai bakal Redam Kisruh Internal Golkar](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/f499db9a4f42a34e0b9c58c7d0f578d9.jpg)
PENGAMAT politik Citra Institute, Yusak Farchan mengatakan, kisruh dalam tubuh Partai Golkar harus segera diatasi dengan mengamankan kursi calon wakil presiden (cawapres) bagi Ketum Airlangga Hartarto.
“Golkar sebaiknya segera membuka opsi cawapres sebagai jalan tengah untuk memperkecil potensi terjadinya gejolak internal,“ ujar Yusak saat berbincang hari ini.
Menurutnya, meski Golkar adalah pemenang ketiga Pemilu 2019 lalu, namun Golkar tidak memiliki sosok yang kuat untuk maju sebagai capres. Maka opsi cawapres lebih ideal ketimbang memaksakan Ketum Airlangga sebagai capres. Opsi itu dinilai lebih realistis ketimbang membangun poros baru yang kurang kompetitif. Jika opsi cawapres yang diambil, Golkar lebih berpeluang merapat ke Prabowo atau Ganjar.
Baca juga: Pengamat: Keputusan Pergantian Ketum Golkar Harus Dikembalikan pada AD/ART Partai
Yusak menerangkan daya tawar Golkar untuk bergabung ke PDI Perjuangan maupun Partai Gerindra disebut sangat besar.
“Saya kira Gerindra dan PDIP tetap membutuhkan dukungan politik Golkar. Bagaimanapun Golkar adalah partai besar dan sarat pengalaman pemerintahan. PR nya tinggal bagaimana Golkar mengkompromikan kepentingan-kepentingan politik nya, baik kepada Prabowo atau Ganjar,“ jelas Yusak yang juga Dekan FISIP UNPAM ini.
Baca juga: Sejumlah Nama Diusulkan Pimpin Golkar
Sebelumnya, beredar wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar untuk menggulingkan Ketum Airlangga Hartarto. Salah satu alasannya, karena Golkar belum menentukan sikap terkait Pencapresan.
Ketum Airlangga mengatakan, Golkar sedang dalam pembicaraan dengan partai lain untuk mendeklarasikan capres pada Pemilu 2024.
“Ya desak saja yang lain juga, kita dalam pembicaraan dan pembicaraan kan tidak bisa desak mendesak. Pembicaraan partai kan harus cordial,” kata Airlangga.
Sementara itu, Peneliti senior dari Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Prof. Lili Romli menilai wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di tubuh Partai Golkar yang ingin mengganti Ketum Airlangga Hartarto, bisa jadi muncul karena berbagai faktor.
Menurut Lili, faktor pertama adalah elektabilitas Partai Golkar yang stagnan atau bahkan cenderung menurun, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil survei.
“Tentu kondisi ini sangat dikhawatirkan oleh banyak pihak di dalam tubuh Golkar, baik itu para elitenya atau organisasi sayapnya. Mereka khawatir di bawah kepemimpinan Airlangga, Golkar akan terpuruk dalam perolehan suara,” terangnya.
Kandidat Lain
Kedua, dorongan munaslub juga bisa jadi terkait dengan pencapresan. Saat ini, posisi Golkar belum menentukan arah koalisi. Di sisi lain, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terancam bubar, usai PPP memutuskan mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) 2024.
“Tampaknya Golkar masih gamang untuk menentukan pilihan koalisinya. Ini bisa jadi karena di internal Golkar ada friksi atau faksi yang berbeda dalam menentukan arah koalisi. Ada yang menginginkan Golkar dengan PAN membangun poros sendiri karena sudah cukup memenuhi presidential threshold. Ada pihak yang ingin bergabung dengan koalisi lain, apakah dengan Gerindra atau PDIP,” tambahnya.
Lili juga menilai dorongan munaslub bisa muncul akibat keinginan untuk mengajukan kandidat lain dari internal partai untuk menjadi simbol partai di Pilpres 2024. Seperti diketahui, salah satu kader Golkar yang baru masuk, yakni Ridwan Kamil (RK), dalam beberapa survei elektabilitasnya cukup tinggi.
“Mereka ingin mendorong agar RK bisa jadi alternatif utk menjadi kandidat cawapres dari Golkar dalam bargaining dengan mitra koalisi. Dengang mengusung RK karena populer dan memiliki elektabilitas tinggi bisa memberikan coattail effect bagi Golkar,” pungkasnya. (Z-7)
Terkini Lainnya
Kandidat Lain
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
PKS Menyerahkan Pembentukan Koalisi Pilkada Jakarta Kepada Anies
Peta Koalisi Parpol di Pilpres dan Pilkada Diperkirakan Berbeda
Anies Maju Pilgub Jakarta, Suasana Politik Dinilai Serupa Pilpres 2024
Kader Barisan 8 Center Dipersiapkan Maju di Pilkada 2024
Putusan PN Jakpus Langgar UUD 1945
Elektabilitas PDIP Gerindra Turun, Golkar NasDem Meningkat
Khofifah Dukung Prabowo-Gibran, Anies: Kami Fokus dengan Apa yang Kami Kerjakan
Soal Kisruh di Partai Golkar, Presiden: Itu Urusan Internal
Ketua Umum AMPG Sesalkan Insiden Wartawan dengan Massa Mengatasnamakan Golkar
Isu Munaslub Golkar Dinilai tak Untungkan Ganjar, Prabowo, ataupun Anies
Ridwan Hisjam Tegaskan tidak Ada Niatan Dorong Airlangga Mundur dari Ketum Golkar
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap