visitaaponce.com

Silaturahmi Dengan FKPPI, Ibas Tegaskan Untuk Rajut Masa Lalu, Kini dan Depan

Silaturahmi Dengan FKPPI, Ibas Tegaskan Untuk Rajut Masa Lalu, Kini dan Depan 
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menolak segala tindakan yang dapat memecah-belah bangsa.(Dok)

KONDISI dunia saat ini sedang memanas. Perang Rusia-Ukraina belum tuntas, namun kini ditambah pula dengan serangan Israel-Palestina. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menolak segala tindakan yang dapat memecah-belah bangsa.

Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Silaturahmi Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/POLRI (FKPPI) di Trenggalek, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

“Atas nama kemanusiaan, agama, dan atas nama apa pun, sebetulnya (peperangan) tidak menguntungkan pihak manapun. Hal yang kita yakini kedamaian, persatuan, dan kesatuan adalah yang utama,” ujar Ibas, Selasa (17/10). 

Baca juga : Berdiskusi dengan Mahasiswa, Ibas Ceritakan Kisah Anak Tukang Becak Cumlaude di Inggris

Sebagai Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan FKPPI Pusat, pria yang kerap disapa Ibas ini berharap agar FKPPI dapat menjadi bagian dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan yang ada di Indonesia. 

Baca juga : Ibas Raih Penghargaan Tokoh Aspiratif dan Peduli Kesejahteraan Masyarakat

“Apalagi bangsa kita ini bangsa yang sangat besar, dengan 38 provinsi, 514 kabupaten/kota. Kalau kita memegang teguh komitmen kita sebagai penjaga empat pilar kebangsaan, yang salah satu di dalamnya adalah memastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) benar-benar bisa terwujud hingga kapan pun,” tutur Ibas.

“Perjuangan kita bukan sekadar memegang senjata, mempertahankan NKRI, melakukan bela negara, tapi lebih dari itu. Kita harus pastikan adik-adik kita, generasi-generasi muda yang akan datang ikut berprestasi, ikut terus menambah wawasan dan memperkuat ilmu, meningkatkan rasa persaudaraan dan karakter kita,” imbuhnya.

EBY juga mengingatkan agar generasi muda FKPPI terus mengutamakan pendidikan, baik di jenjang sekolah maupun perguruan tinggi. Sebagai wakil rakyat dari Partai Demokrat, ia siap menampung segala keluh-kesah dan harapan serta akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat di Daerah Pilihan (dapil) VII, Jawa Timur.

“Terkadang sebagai wakil rakyat yang juga sebagai Ketua FKPPI, tidak mudah untuk menuntaskan semua aspirasi masyarakat. Tetapi kami yakin, sedikit demi sedikit kami juga mencoba mewadahi, apakah itu yang terkait dengan pendidikan, kesehatan, pertahanan, atau keamanan dan bidang lainnya,” terang Ibas.

Kegiatan Silaturahmi FKPPI Kabupaten Trenggalek kali ini juga dimanfaatkan Ibas untuk membuka diskusi dengan anggota FKPPI Kabupaten Trenggalek. Beberapa pertanyaan dilontarkan, salah satunya dari Godrah. “Mohon saran dan arahannya, Pak, agar FKPPI tidak hanya menjadi forum, tetapi juga terus aktif dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,” ungkapnya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Ibas menyarankan agar aktivasi kegiatan FKPPI dapat dilakukan secara menyeluruh. Bagi Ibas, masuk dalam FKPPI adalah sebuah kontribusi, sehingga tidak bisa hanya melihat apa yang akan didapatkan dan diterima. Akan tetapi, masuk FKPPI adalah pergerakan bersama untuk menunjukkan cinta kasih terhadap masyarakat dan TNI/POLRI.

“Baik TNI maupun POLRI, bisa menjalin sinergi dengan FKPPI. Teman-teman FKPPI bisa terlibat dalam program bela negara dari TNI, sehingga teman-teman bisa terlatih menjadi garda terdepan bela negara, selain TNI dan POLRI. Kemudian polres dan polsek juga bisa melibatkan FKPPI dalam kegiatan apa pun yang berhubungan dengan pengembangan dan pengayoman kemasyarakatan serta kegiatan sosial lainnya. Banyak pelatihan-pelatihan yang sifatnya tidak terlalu keras, juga bisa melibatkan FKPPI. Kita ingin dari program sederhana, teman-teman FKPPI bisa jadi penggerak kemajuan dan kesejahteraan,” jelas Ibas.

EBY Anggota Komisi VI DPR RI ini juga menyampaikan agar generasi muda FKPPI ikut menjadi bagian dalam perencanaan, bekerja keras, dan mengawal proses modernisasi dalam berbagai aspek, khususnya infrastruktur pertahanan dan keamanan. 

“1 musuh terlalu banyak, 1.000 kawan terlalu sedikit. Kita pastikan tidak boleh ada pertikaian apa pun yang terjadi oleh bangsa kita. Kita jaga kondusifitas, perdamaian dan persatuan bangsa, mari kita rajut masa lalu, masa kini, dan masa depan untuk kebaikan semua,” tutupnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat