visitaaponce.com

Muslimat NU Jakarta Serukan Pemilu Damai

Muslimat NU Jakarta Serukan Pemilu Damai
Deklarasi pemilu damai oleh Muslimat NU DKI Jakarta Hizbiyah Rochim, Kamis (30/11).(MI/HAUFAN HASYIM SALENGKE)

TAHAPAN Pemilu 2024 telah memasuki masa kampanye para calon presiden dan calon wakil presiden, termasuk calon anggota legislatif. Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta berharap semua proses pemilu berjalan lancar, aman, damai, tertib, dan sesuai dengan perundang-undangan. Ditekankan bahwa pemilu merupakan instrumen sekaligus wujud nyata demokrasi di Indonesia.

"Kita dan semua pihak tentunya mendambakan pemilu damai yang penuh dengan kebersamaan dan kegembiraan," ujar Ketua Muslimat NU DKI Jakarta Hizbiyah Rochim pada acara deklarasi pemilu damai di kantornya, Kamis (30/11). Hadir dalam kesempatan ini pimpinan cabang Muslimat NU se-DKI Jakarta serta tamu undangan.

Untuk bisa mewujudkan pemilu 2024 yang damai dan demokratis, lanjut Hizbiyah, baik pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon kepala daerah,  maupun calon legislatif agar menjual gagasan dan program kepada masyarakat. PW Muslimat NU mewanti-wanti untuk tidak melakukan kampanye hitam (black campaign), memfitnah, dan menebarkan hoaks.

Dalam hal ini, sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama, Muslimat NU DKI Jakarta mengambil sikap netral dalam pemilihan umum (Pemilu), serta merumuskan pernyataan sikap tentang Pemilu 2024.

Hizbiyah menggaribwahi data Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang telah dirilis bahwa wilayah DKI Jakarta masuk dalam urutan pertama daerah rawan pemilu. Karenanya, seluruh anggota Muslimat NU DKI Jakarta harus ikut mendukung pemilu yang aman, tertib, damai, berintegritas, tanpa hoaks, ujaran kebencian, politisasi SARA, dan politik uang.

PW Muslimat NU DKI Jakarta mempersilakan para anggotanya untuk menentukan pilihan mereka menurut individu masing-masing dan tidak mengatasnamakan organisasi. Ditegaskan bahwa Muslimat NU tidak mempunyai hak pilih, kecuali anggotanya atas nama individu masing-masing.

PW Muslimat NU DKI Jakarta juga mempersilakan para anggotanya untuk mencalonkan diri masing-masing di semua tingkatan dan tidak mengatasnamakan organisasi. "Muslimat NU memberi kesempatan yang sama kepada anggotanya untuk berkontestasi sesuai perundang- undangan dan peraturan organisasi," kata Hizbiyah.

Menurutnya, pengawasan pemilu secara partisipatif harus terwujud. Lintas lembaga dan masyarakat turut serta melakukan pengawasan semua tahapan Pemilu 2024. Semua elemen masyarakat harus menyadari bahwa pemilu merupakan hajat dan milik bersama untuk mewujudkan pemilu yang langsung, umum bebas rahasia, jujur dan adil.

Baca juga:

PBNU Kumpulkan Tokoh Agama Dunia, Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Pendaftaran Petugas KPPS Dibuka pada 11 Desember

"Karenanya pelaksanaan pemilu yang patut mendapat perhatian adalah netralitas dari semua aparatur negara, baik anggota TNI, Polri, hingga seluruh yang terlibat," kata Hizbiyah.

Pesta demokrasi lima tahunan ini menurutnya harus berlangsung sebagaimana asas dan ketentuannya, sehingga pemilu yang berkualitas menghasilkan pimpinan atau wakil rakyat yang mampu membawa kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

"Suasana damai dan kondusif juga harus dijaga oleh semua pihak karena masa kampanye bisa meningkatkan emosi dan eskalasi. Oleh karena itu penyelenggara pemilu, peserta pemilu, aparat dan masyarakat ikut menjaga tahapan pemilu agar berjalan dengan baik dan damai," harap Hizbiyah.

Pada akhirnya, semua calon yang berkontestasi di Pemilu 2024 diharapkan berlapang dada dan bersedia menerima kemenangan dan kekalahan.

"Tantangan bagi kita ke depan adalah mewujudkan nilai-nilai di dalam dasar negara dan pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kehidupan demokrasi demi terwujudnya cita-cita nasional, yaitu masyarakat adil, makmur, cerdas dan disegani negara lainnya," pungkas Hizbiyah.

Sementara itu, Wakil Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta, Yayah Ruchyati, menambahkan dalam upaya menghadirkan pemilu damai dan menangkal black campaign, pihaknya aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat, seperti lewat kegiatan pengajian rutin atau majelis taklim.

"Kami menjelang pemilu ini lebih intens menggelar pertemuan dengan pimpinan cabang di enam kota di Jakarta, supaya kita betul-betul menjaga pemilu damai dan menjauhi hoaks," kata Yayah. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat