Zulkifli Hasan Dinilai Lakukan Politisasi Agama
![Zulkifli Hasan Dinilai Lakukan Politisasi Agama](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/82a7b3745977629a9ebd2ef7d3eb7679.jpg)
PENELITI senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menyayangkan pernyataan Ketum PAN Zulkifli Hasan yang termasuk melakukan politisasi agama. Padahal para elite dan tokoh agama sudah sepakat dan mengajak agar dalam pemilu atau pilpres tidak boleh membawa politik identitas. Dengan kejadian demikian tidak bisa dihindarkan kekecewaan publik.
"Tentu saja pernyataan itu sangat disayangkan sehingga menimbulkan kontroversial. Oleh karena saya kira Pak Zulhas secara pribadi langsung memberikan klarifikasi dan penjelasan kepada publik, khususnya kepada umat Islam, untuk meredam sehingga tidak memunculkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti demo dan sejenisnya," jelasnya, Rabu (20/12).
Politisasi agama atau politik identitas pernah terjadi pada pemilu sebelumnya yang seharusnya itu tidak boleh terjadi kembali. Para politisi seharusnya belajar dari pengalaman tersebut yang tidak menghasilkan apa pun selain perpecahan.
Baca juga: PAN Beri Penjelasan Soal Pernyataan Zulhas yang Dianggap Menista Agama
"Saya berharap dengan kejadian ini menjadi pelajaran bersama untuk tetap menjaga pilpres dalam suasana yang aman dan sejuk," ucapnya.
Dia menekankan ke depan siapa pun itu untuk jangan lagi menggunakan wilayah agama dalam politik praktis. Apalagi sebagai bahan candaan atau guyonan karena persoalan agama adalah wilayah yang sensitif, bagaikan rumput savana yang mudah terbakar.
Baca juga: Respons Dugaan Zulhas Menghina Salat, Wapres: Jangan Kaya Anak-anak
Jangan Berlebihan
Ketua PBNU Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi mengungkapkan situasi politik kita mulai memanas sehingga hal-hal kesalahan kecil khususnya berbau agama mudah terpancing menjadi masalah besar.
"Bagi saya ini jadi sensitif sejak tahun politik kita ini mulai tegang. Kesalahan kecil bisa jadi besar. Mungkin itu tidak sengaja jadi saya rasa cukup minta maaf jangan berlebihan itu guyon. Cukup klarifikasi saja jangan lantas dilaporkan ke polisi," ungkapnya.
Dalam situasi ini ketenangan publik menjadi kunci pemilu dapat dijalankan dengan damai dan sejuk. Dengan demikian selain publik yang memiliki sikap tidak mudah terpancing para politisi pun diminta cerdas dan hati-hati menyampaikan gagasan atau kampanyenya.
"Jangan sampai dipolitisir dan mudah sensi cukup tabayun. Dan politisi juga untuk hati-hati harus waspada dan mawas diri jangan segan untuk tabayun dan minta maaf kepada publik," tegasnya.
Bentuk Fanatisme Buta
Di sisi lain Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengecam materi pidato Zulkifli Hasan yang menggunakan analogi syariat Islam dalam salat sebagai bahan candaan. Dikatakan LaNyalla, olok-olok atau candaan terhadap syariat dalam ibadah salat sangat tidak pantas, dan melecehkan ibadah utama umat Islam. apa yang dilakukan Menteri Perdagangan itu adalah bentuk fanatisme buta yang melampaui batas, demi mendukung paslon dalam pilpres.
“Ini bukan saja offside, tapi sudah menimbulkan kegaduhan di masyarakat bawah. Apalagi kita selama ini sudah punya rambu-rambu terkait materi yang menyangkut Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan. Komika saja, yang jelas niatnya melawak, dipidana, apalagi politisi,” cetusnya di Bojonegoro, Jawa Timur.
LaNyalla mengaku mendapat banyak sekali aspirasi, masukan dan saran dari masyarakat di grass root, dan dari sejumlah tokoh yang mengecam dilakukan Zulkifli Hasan tersebut setelah video rekaman pidatonya viral di media sosial.
“Masyarakat di bawah dan sejumlah tokoh jadi geram melihat itu. Saya maklum, karena hal itu sudah masuk ke ranah yang sangat privat dalam ibadah Umat Islam. Apalagi perintah salat itu satu-satunya perintah yang disampaikan secara langsung oleh Allah SWT kepada Rasul Muhammad dalam Isra’ Mi’raj. Ini ibadah yang paling utama,” tandasnya. (Sru/Z-7)
Terkini Lainnya
Jangan Berlebihan
Bentuk Fanatisme Buta
BRIN: Butuh Langkah Mitigasi Strategis untuk Kurangi Dampak 'Pulau Panas Perkotaan'
Murah dan Mudah Didapat, Cegah Stunting Anak dengan Konsumsi Daun Kelor hingga Ikan
Peneliti OceanX Temukan Rangkaian Gunung Bawah Laut Indonesia
Kota Berpredikat Layak Anak Tak Selalu Ramah Anak
Dua Skema BRIN terkait Pendanaan Riset dan Inovasi
BRIN Bantu Jawa Barat Turunkan Stunting
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil tak Maju Pilkada DKI
Rakernas PAN Usung Zulhas Aklamasi
PAN Bantah Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Banyak Partai
Ketua Fraksi PAN DPR RI Desak Pemerintah Segera Tutup Situs Judi Online Ditutup
PAN Bakal Gelar Rakernas, Fokus Pilkada Serentak 2024
PAN Minta PPATK Ungkap Nama Anggota DPR Member Judol
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap