visitaaponce.com

Gibran Lakukan Provokasi Berulang Saat Debat, KPU Bakal Bahas di Rapat Pleno

Gibran Lakukan Provokasi Berulang Saat Debat, KPU Bakal Bahas di Rapat Pleno
Ketua KPU Hasyim Asyari (kanan) didampingi Anggota KPU August Mellazs(MI/Usman Iskandar )

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) telah menerima masukan dari tim pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) soal tindakan cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka yang kedapatan melakukan provokasi ke pendukungnya saat debat. Provokasi yang dilakukan Gibran melalui gerak mengayunkan tangan telah dilakukan Gibran baik di debat cawapres pada Jumat (22/12) maupun debat capres pada Selasa (12/12).

Anggota KPU RI August Mellaz mengakui, tindakan Gibran itu menjadi bagian dari masukan yang disampaikan tim pasangan calon dalam rapat evaluasi yang digelar KPU RI, Rabu (27/12). Pasca debat pertama yang dikhususkan untuk capres, KPU sendiri sudah memberikan teguran secara tertulis kepada Gibran melalui tim kampanye pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Kebetulan juga sudah disampaikan secara tertulis, kami besok akan bahas di pleno untuk urusan itu," ujar Mellaz.

Baca juga: Gara-Gara Gibran, KPU Minta Moderator Debat Klarifikasi Pertanyaan Singkatan

Saat ditanya kemungkinan KPU memberikan teguran lagi ke Gibran, Mellaz tidak menjawab dengan lugas. Namun, ia membuka kemungkinan itu ada.

"Lo, iya kan? Peluang-peluang itu ada, tunggu saja pleno besok," tandasnya.

Baca juga: Pertanyaan Jebakan SGIE Gibran pada Debat Disoal Saat Evaluasi KPU

Salah satu peserta rapat evaluasi dari Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Zaid Mushafi mengatakan, aksi provokasi Gibran menjadi salah satu poin evaluasi pihaknya yang disampaikan ke KPU. Dalam hal ini, Timnas Amin meminta KPU RI untuk memberikan tindakan tegas terhadap Gibran.

Apalagi, aksi provokasi Gibran dilakukan secara berulang, baik di debat cawapres maupun debat capres. Bagi Zaid yang juga menjabat Direktur Sengketa Proses Tim Hukum Nasional Amin, tindakan provokasi dari kandidat tidak selayaknya dilakukan saat debat capres-cawapres.

"Karena kita lagi proses memilih pemimpin bangsa. Jadi etika itu harus dijunjunglah dengan kode etik dan sebagainya," tandas Zaid. (Tri/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat