visitaaponce.com

Qodari Tegaskan Sabam Sirait Berjasa Besar untuk Megawati

Qodari Tegaskan Sabam Sirait Berjasa Besar untuk Megawati
Mendiang politisi senior Sabam Sirait (kedua dari kanan) bersama putranya, Maruarar Sirait (kanan) pada 25 Maret 2019.(MI/ BARY FATHAHILAH)

DIREKTUR Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, merespon mundurnya politisi senior PDI Perjuangan Maruarar Sirait dari partai yang belakangan menjadi sorotan.

Pengunduran diri Ara--sapaan akrab Maruarar Sirait--dilakukan pada Senin (15/1). Ia pun telah mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP ke DPP PDIP dan diterima oleh Wasekjen PDIP Utut Adianto.

Dalam podcast di kanal YouTube Panangian Simanungkalit, Qodari menyoroti latar belakang Sabam Sirait, bapak dari Ara, sebagai pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sekaligus memiliki jasa besar dalam karier politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri

Baca juga: Hasto: PDI Perjuangan Terima Pengunduran Diri Maruarar Sirait

“Ara ini kan bapaknya Sabam Sirait. Dia termasuk pendiri PDI pada  1973 bahkan pernah menjadi Sekjen PDI,” ujar Qodari dalam keterangannya, dikutip Jumat (19/1).

Dikatakan Qodari, Sabam Sirait memiliki pengaruh besar bagi karier politik seorang Megawati sehingga berhasil menjadi wakil presiden ke-8 dan presiden ke-5 di Indonesia.

“Pak Sabam itu adalah orang yang mengajak Bu Mega masuk ke PDI. Jadi, PDI ini kan kalau dilihat dari ideologi adalah keberlanjutan dari PNI. Nah jadi Bu Mega itu awalnya berada di luar sistem, lalu diajak Pak Sabam masuk ke dalam PDI sampai kemudian jadi anggota DPR dan jadi Ketua PDI,” ucap Qodari.

Baca juga: Mengaku Ikuti Jejak Jokowi, Maruarar Sirait Keluar dari PDI Perjuangan

“Jadi, kalau kemudian Bu Mega lalu jadi Ketua Umum PDIP setelah reformasi lalu PDIP meledak, lalu kemudian Bu Mega jadi wakil presiden, jadi presiden, mungkin itu tidak akan terjadi kalau tidak ada Pak Sabam,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Qodari mengatakan, tanpa andil dari Sabam Sirait mungkin saat ini Megawati hanya akan jadi orang biasa dan tidak menemukan momentumnya menjadi tokoh besar yang disegani hingga kini. 

“Jadi bisa dibayangkan kalau Pak Sabam itu tidak mengajak Bu Mega bisa jadi Bu Mega, mohon maaf, jadi ibu rumah tangga seumur hidupnya atau misalnya beliau tetap di partai tetapi partai politiknya dan karier politiknya tidak secemerlang apa yang terjadi,” ungkapnya.

“Kita bayangkan Bu Mega misalnya jadi kayak Rachmawati atau Sukmawati, berpartai tetapi karena gak ada momentum maka kemudian akhirnya so and so aja begitu. Dari sisi Pak Sabam ini sesuatu yang besar dan penting,” tegasnya.

Sabam Sirait meniti awal karier politiknya dengan menjabat sebagai pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967. Kemudian, ia resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Sabam Sirait disebut menjadi figur yang berhasil membujuk Megawati untuk terjun politik setelah awalnya sempat terus-terusan menolak karena situasi politik pada zaman itu era dekade 1980-an pemerintah melarang keluarga besar Soekarno atau Bung Karno masuk ke dunia politik.

Dalam suatu kesempatan, Megawati, melalui Hasto Kristiyanto, mengakui Sabam adalah figur yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.

“Pak Sabam yang membujuk terus,” ujar Hasto meniru ucapan Megawati, pada saat merayakan ulang tahun Sabam Sirait yang ke-80 pada 15 Oktober 2016.

Hasto juga menyebut Megawati masih ingat momen ketika dia akhirnya setuju untuk ikut politik karena bujukan Sabam.

“Setelah beberapa kali dibujuk, bujukan terakhir di salah satu airport di Jakarta dan akhirnya mau,” kata Megawati, menurut Hasto.

Hasto menambahkan, Sabam Sirait merupakan sosok penting dalam sejarah PDI-P. 

“Bukan hanya sebagai sekjen terlama, tapi meyakinkan kami di tengah arus pragmatisme politik sekarang, bahwa politik itu suci,” tutur Hasto.

Megawati juga mengaku bersyukur pernah diajak Sabam ke dunia politik. Sebab, jika Sabam tidak terus membujuknya mungkin Megawati tidak akan menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat