visitaaponce.com

Jokowi Disebut telah Kehilangan Sikap Kenegarawanan

Jokowi Disebut telah Kehilangan Sikap Kenegarawanan
Presiden Joko Widodo(Dok.MI)

PAKAR komunikasi politik Antonius Benny Susetyo mengatakan, Presiden Joko Widodo tidak lagi menunjukkan sikap sebagai negarawan

“Sebagai kepala negara, dia seharusnya berlaku netral, adil dan berlaku untuk semua. Problem ini adalah etis, mengatasi aturan regulasi dan hukum, karena dalam problem etis orang itu mampu menempatkan dirinya sebagai negarawan. Ketika prinsip negarawan itu hilang, maka seseorang sudah kehilangan keutamaan-keutamaan publik.” kata pria yang akrab disapa Romo Benny, Jumat (26/01). 

Sebagai seorang individu Presiden Jokowi memiliki hak politik, namun dengan jabatannya, ada tanggung jawab dan etis yang melekat. “Nilai etis itu apa, pemimpin yang berpegang teguh pada jabatannya. Jangan sampai pemimpin melupakan dimensi etis hanya hasrat berkuasa, melupakan jiwa negarawan,” tegas Romo Benny

Baca juga: KISP Pertanyakan Sikap Kenegarawan Presiden Jokowi

Menurut dia, Presiden Jokowi tidak membaca UU Pemilu secara utuh, lantas menyimpulkan pejabat boleh berpihak. “Membaca UU harusnya utuh, tidak dilihat yang menguntungkan. Ini sekaligus adalah problem bagaimana seseorang menjadi negarawan atau sekedar hanya politik itu saya dapat apa,” ujar Romo Benny, yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini

Sejatinya, politik adalah prinsip untuk terwujudnya nilai-nilai keutamaan yaitu pemimpin yang tunduk pada nilai etis tadi. “Jangan sampai pemimpin melupakan dimensi etis hanya hasrat berkuasa, melupakan jiwa negarawan,” imbuh Romo Benny

Baca juga: Netralitas Alat Negara di Pemilu 2024 Jadi Pertaruhan

Awalnya sikap Presiden Jokowi adalah meminta pejabat negara untuk netral. Namun berubah, mengatakan boleh berpihak. Seorang pemimpin sejati harusnya bisa dipegang omongannya

"Masyarakat makin cerdas ya, sehingga masyarakat bisa melihat siapa pemimpin yang konsisten dengan kata dan perbuatan. Ketidakkonsistenan menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat. Karena pemimpin tidak bisa besok berkata ini, lusa beda. Maka pemimpin harus punya prinsip sehingga menjadi role model,” tandas Romo Benny. (Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat