Salam 4 Jari Potensial Gerus Elektabilitas Prabowo-Gibran
DIREKTUR Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah mengatakan, gerakan salam 4 jari bisa menarik kelompok pemilih mengambang dan juga menggerus suara pendukung pasangan calon 02 maupun simpatisan Presiden Joko Widodo.
“ Dan bukan saja menyasar kelompok yang belum tentukan pilihan, tetapi yang selama ini sudah ada di lingkar 02 tetapi mereka ragu atau kelompok yang sebenarnya terganggu dengan sikap Jokowi juga Gibran,“ kata Dedi hari ini (29/01).
Sikap Presiden dan keluarga sudah dianggap mengganggu, menyalahi konstitusi, menabrak etika, sehingga wajar muncul gerakan-gerakan untuk menolak ‘penerusnya’ berkuasa
Baca juga: Intensitas Kunjungan Jokowi ke Jateng Pertanda Kekhawatiran
“Gerakan ini bisa saja dimotori karena pemerintah, melalui ekspresi Jokowi, yang kian vulgar dalam memihak, sehingga kepercayaan publik terhadap Pilpres yang jujur itu luruh,” imbuh Dedi
Bentuk dukungan presiden Jokowi kepada pasangan 02, Prabowo dan anaknya Gibran Rakabuming begitu terang-terangan, dan membuat masyarakat meragukan legitimasi pilpres.
Baca juga: Anies Doakan Bakso yang Dimakan Jokowi Bersama Prabowo Enak
“Jokowi harus kendalikan agar Pilpres tetap miliki legitimasi, dan pemilih tidak tumbuh kecemburuan politik mengingat kepala negara dan pemerintahan secara terang memihak pada keluarganya,” tegas Dedi.
Gerakan salam 4 jari sendiri menurut Dedi, secara substansial bukan gerakan baru, dimana orientasinya menolak kandidat untuk dipilih. “Sama seperti 2019 dimana sebagian pemilih Jokowi bukan karena memang ingin memilih, melainkan faktor menolak Prabowo. Kini, gerakan itu lebih ekspresif karena memunculkan simbol, yakni 4 jari, simbol gabungan 01 dan 03,” jelas Dedi.
John Muhammad, aktivis yang memelopori gerakan Salam 4 Jari, mengatakan tujuan di balik gerakan itu adalah mengarahkan para pemilih mengambang yang belum menentukan pilihan agar memilih paslon 01 atau 03 dalam Pilpres 2024. Dia berharap gerakan itu dapat mengurangi potensi terjadinya pilpres satu putaran, seperti yang diharapkan kubu Prabowo-Gibran.
“Saya mewakili kelompok orang yang tidak menginginkan 02 menang. Jadi, perlu ada koalisinya. Mengapa empat jari? Karena 01 ditambah 03. Tapi empat jari juga punya makna, kita membela demokrasi,” ucap John.
Bentuk Perlawanan
Sementara itu, Pakar komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai munculnya salam 4 jari dapat dimaknai sebagai bentuk perlawanan terhadap paslon 2.
"Perlawanan itu sebagai bentuk kesadaran keinginan bersatu pendukung paslon 1 dan paslon 3. Kelompok ini melihat paslon 2 sebagai musuh bersama," terangnya.
Sebelumnya, munculnya salam 4 jari viral di media sosial X dan tagar #asalbukan02. Gerakan ini dinilai bentuk bersatunya pendukung 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu 03 Ganjar Pranowo - Mahfud MD untuk menghadapi paslon nomor 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, dengan adanya musuh bersama, pendukung paslon 1 dan paslon 3 berupaya menghilangkan sekat perbedaan kepentingan. Sebab, selama ini dua kelompok pendukung ini dinilai sulit bersatu. Bahkan dua kelompok ini diibaratkan seperti minyak dan air.
"Bila dua kelompok ini bersatu tentu dapat menjadi kekuatan untuk meminimalkan dominasi paslon 2. Setidaknya jarak elektabilitasnya dapat dikurangi," tambahnya.
"Jadi, bersatunya dua pendukung sangat berpeluang dapat menggerus paslon 2. Sebab dua kelompok pendukung ini dinilai sangat militan, sehingga dapat menggerakkan pendukungnya untuk bersatu," tegasnya.
Komunikasi Elite
Kendati demikian, Jamiluddin menilai masih ada tantangan terkait penyatuan kubu paslon 01 dan 03. "Hanya saja ada tantangan pada partai pengusung masing-masing paslon 1 dan paslon 2. Partai pendukungnya bisa saja sebagian akan beralih ke paslon 2 bila nantinya terjadi dua putaran," sambungnya.
Bila hal itu terjadi, maka bergabungnya dua pendukung paslon tidak akan cukup untuk menandingi suara ke paslon 2. Dominasi paslon 2 justru akan semakin menguat.
"Karena itu, partai pengusung paslon 1 dan paslon 2 idealnya harus tetap utuh. Hal itu diperlukan agar gabungan suara paslon 1 dan paslon 3 tetap utuh. Jumlah suara ini yang dinilai akan dapat menyaingi suara paslon 2," pungkas mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu. (RO/Z-7)
Terkini Lainnya
Bentuk Perlawanan
Komunikasi Elite
PKB Beri Rekomendasi 4 Paslon di Pilkada 2024
MA: Syarat Usia Minimum Calon Kepala Daerah dalam UU Pilkada tidak Jelas
KPU Siap Umumkan Pasangan Presiden Terpilih Pemilu 2024 pada 24 April
Dukungan Humanies Meramaikan Pemilihan Umum 2024 di Media Sosial X
TKN Minta Pendukung Paslon tidak Buat Masyarakat Terpecah
Semua Fraksi Disebut Pahami Keinginan Pemerintah Terbitkan Perppu Pilkada
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap